GridOto.com - Jika motor dengan rasio kompresi mesin tinggi ingin menggunakan bensin Pertalite (RON 90), butuh penyesuaian.
Penyesuaian ini dilakukan agar proses pembakaran yang terjadi di dalam mesin bisa optimal dan tidak memunculkan efek negatif.
Ahli Konversi Energi, Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto pernah kasih penjelasan.
Menurut pak Yus sapaan akrabnya, penyesuaian saat menggunakan bensin menjadi lebih tinggi atau rendah dari rekomendasi pabrikan dilakukan pada timing pengapian dan kompresi mesin
Baca Juga: Jangan Asal, Begini Efek Pakai Bensin Oktan Lebih Tinggi Dari Anjuran
"Timing pengapian pada CDI atau ECU itu harus disesuaikan lagi, kalau tidak bahan bakar tidak terbakar optimal," sambungnya.
Penggunaan Pertalite di mesin motor yang rasio kompresi mesinnya tinggi bisa sebabkan pembakaran terlalu dini.
Efeknya bisa muncul gejala knocking atau mengelitik di mesin dan tentu tenaga yang dihasilkan jadi kurang maksimal.
Makanya, agar proses pembakaran tidak terjadi terlalu dini, timing pengapian bisa dibuat lebih terlambat dari awalnya.
Baca Juga: Ini Efeknya Kalau Motor Pakai Bensin Dengan Oktan Lebih Rendah Dari Anjuran
Selain itu pak Yus juga menyarankan untuk lakukan penyesuaian pada kompresi mesin.
"Kalau saran saya untuk pengguna motor ingin bisa minum bensin oktan lebih tinggi atau lebih rendah bisa sesuaikan kompresi mesinnya," ungkapnya.
Jika ingin pakai bensin Pertalite di motor yang rasio kompresi mesinnya tinggi, kalian bisa menurunkan angka rasio kompresi mesinnya.
Paling mudah, penurunan rasio kompresi mesin bisa dilakukan dengan menambahkan paking di head silinder motor.
Ukur juga rasio kompresi mesin setelah ditambah paking baru, pastikan angka rasio kompresi mesinnya bisa di antara 9-10:1 yang cocok untuk bahan bakar jenis Pertalite (RON 90).
Tuh, jadi jangan asal ganti bensin saja, biar lebih optimal sebaiknya memang lakukan penyesuaian pada dua komponen tadi Sob.