GridOto.com - Proyek jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) bikin sejumlah warga Sumedang, Jawa Barat kecewa.
Mereka merasa nilai ganti rugi yang ditetapkan tim appraisal untuk tanahnya yang terdampak kurang sesuai.
Hal ini membuat sejumlah warga berencana memboikot proyek tol Cisumdawu.
Adapun cara yang mereka tempuh yakni dengan mendirikan tenda dan berkemah di lokasi proyek.
Kepala Satuan Kerja (Satker) Tol Cisumdawu, Vidi Ferdian, menyebutkan kalau warga boleh saja mengajukan komplain terkait nominal ganti rugi lahannya.
Namun, caranya harus melalui jalur hukum bukan melakukan boikot dengan berkemah di lokasi proyek.
"Memang kemah itu suatu aksi, tapi bukan jadi solusi dari masalah mereka," jelasnya, dikutip dari Tribunjabar.id, Senin (21/03/2022).
Ia melanjutkan, warga juga bisa mengajukan komplain terkait nominal ganti rugi tanahnya dengan Satker Lahan Tol Cisumdawu.
Daripada berkemah di lokasi proyek, yang mana bakal membuat banyak pekerja terganggu.
Baca Juga: Sudah Hampir Rampung, Pengerjaan Tol Cisumdawu Seksi 2 Masih Terkendala Beberapa Masalah
Baca Juga: Ini Dia Tol Pertama di Indonesia yang Ada Terowongan Gandanya, Panjangnya Hampir Setengah Kilometer
Ada juga cara lain dengan melakukan konsinyasi melalui pengadilan Negeri Sumedang.
"Jika ada warga yang tidak sepakat dengan harga itu tapi warga lain menerima harganya, silakan bisa mengajukan komplain lewat pengadilan negeri," imbuh Vidi.
Untuk diketahui, Satker Tol Cisumdawu masih terus menggenjot penyelesaian proyek Seksi 2 Rancakalong-Sumedang untuk mengejar targer pengoperasiannya.
Penyelesaian konstruksi ditargetkan selesai pada Agustus 2022, sementara untuk fungsionalnya ditargetkan pada awal Juli 2022," pungkas Vidi.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Warga Sumedang Mau Setop Proyek Tol Cisumdawu Dengan Berkemah, Satker: Itu Bukan Solusi!