Bisa Jadi Cuan, Limbah Baterai Kendaraan Listrik Ternyata Potensial Banget

Muslimin Trisyuliono - Senin, 7 Maret 2022 | 13:45 WIB

Ilustrasi baterai motor listrik kondisi terpasang (Muslimin Trisyuliono - )

GridOto.com - Bisa jadi cuan, pengelolaan limbah baterai dari kendaraan listrik ternyata berpotensi jadi sentra ekonomi baru.

Sejalan dengan program percepatan era elektrifikasi kendaraan, pemerintah diminta untuk mengantisipasi limbah dari baterai kendaraan listrik.

Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), menilai sentra ekonomi baru bisa diciptakan dari pengolahan limbah baterai kendaraan listrik.

Hal tersebut lantaran bahan baku baterai kendaraan listrik dari logam berharga di dalamnya seperti aluminium, kobalt, mangan dan litium

"Baterai kendaraan listrik potensial menjadi circular economy karena di situ isinya logam," ujar Safrudin dalam diskusi virtual Mimpi Produksi Kendaraan Listrik Nasional belum lama ini.

Pria yang akrab disapa Puput ini mengungkapkan, pemerintah perlu menata pengelolaan limbah baterai kendaraan listrik dengan baik, seperti dikelola oleh pihak yang memiliki teknologi yang mumpuni.

Selain itu, ia berharap jangan seperti pengelolaan limbah aki bekas yang menyebabkan masyarakat disekitar lokasi peleburan daur ulang terkontaminasi zat berbahaya.

"Berkaca dari aki bekas, kalau konteksnya baterai kendaraan listrik mengandung logam yang bernilai tinggi sebenarnya tidak susah apabila pemerintah tegas," ungkapnya.

Sekadar informasi, Pemerintah terus mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik dalam rangka mencapai target net zero carbon emission pada 2060.

Baca Juga: Keren, Universitas Pertamina Kembangkan Baterai Mobil Listrik Berbasis Sodium dan Aluminium

Pergeseran tersebut didukung Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019, tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

Adapun target penetrasi kendaraan listrik di Tanah Air sebesar 2 juta unit untuk roda empat dan 13 juta roda dua pada tahun 2030.