GridOto.com - Dengan Desmosedici GP21 yang versinya lebih tua, kemenangan Enea Bastianini di MotoGP Qatar 2022 disebut-sebut jadi bukti pengembangan Desmosedici GP22 yang masih kuranga bagus.
Beberapa pembalap Ducati yang memakai Desmosedici GP22 terbaru malah tampil sangat mengecewakan.
Jack Miller misalnya, yang harus mundur dari balapan karena masalah teknis motor.
Kemudian beberapa lap setelahnya, Pecco Bagnaia mengalami crash dan membawa Jorge Martin menjadi korban saat bersaing di papan tengah.
Meski meraih pole, Jorge Martin sempat melorot dan juga kesusahan bertarung di papan tengah melawan pembalap-pembalap lain, hal serupa juga dialami Pecco.
Kemudian ada Johann Zarco yang juga kesulitan menembus papan atas, dan harus puas finis ke-8.
Sedangkan Luca Marini sebagai pembalap kelima yang dibekali GP22, hanya sanggup finis ke-13 dengan jarak 27 detik dari Bestia.
Raihan Bastianini memang manis buat Ducati, tapi di sisi lain juga memperihatinkan jika melihat para pembalap lain dengan Desmosedici GP22.
Meski baru satu balapan saja, sejak awal tes pramusim banyak yang menilai Desmosedici GP22 ini masih kalah jauh dari Desmosedici GP21 yang dipakai Bastianini.
Ducati dirumorkan sempat mencoba beberapa versi sebelum Desmosedici GP22 dihomologasi, dan pada akhirnya memilih versi yang dipakai tes di Jerez akhir 2021 lalu.
Entah versi mana yang akhirnya dipilih, yang jelas para pembalap Ducati saat ini sedang murka dengan GP22.
Pecco kesal Ducati malah mencoba beberapa part di Qatar saat tim lain sudah memaksimalkan yang ada.
"Sekarang semua motor di grid kompetitif, kami sebagai pembalap tim pabrikan malah harus bekerja lebih keras untuk mencoba banyak hal. Menurutku, itu bukan saat yang tepat untuk mencoba hal baru," ungkap Pecco dilansir GridOot.com dari Paddock-GP.
Menurut Pecco, motor baru Ducati punya potensi yang sangat besar, tapi masih tertinggal dalam hal elektronik dan setting.
"Pada balapan aku mulai sadar tak bisa bertarung untuk menang karena kami belum siap. Kami kira kami bisa lebih dari ini, terutama kami berpikir bahwa kami tak tertinggal jauh dengan motor baru ini, " sambungnya.
"Enea Bastianini sangat bagus, tapi kita semua tahu motor itu (GP21) cepat dan dia tinggal tancap gas. Kami tahu dia kuat tapi kami punya pekerjaan banyak untuk siap di balapan pertama," jelasnya.
Kasarnya, Ducati masih belum siap di balapan pertama dengan Desmosedici GP22 ini.
Pecco juga menegaskan dia tak mau jika menjalani weekend balap dengan banyak mencoba part seperti di Qatar kemarin.
Baca Juga: Menang di MotoGP Qatar 2022, Enea Bastianini Pernah Bikin Manajemen Valentino Rossi Patah Hati
Daripada mengetes motor baru, Pecco lebih memilih memakai motor lama tapi mencoba memaksimalkannya lagi.
"Aku bukan tester, aku di sini untuk menang, untuk di depan. Tes sudah selesai untuk trial. Motor 2022 hanya butuh dibuat seperti 2021 dengan pengalaman lebih dan memaksimalkan potensinya," jelasnya.
Sedangkan Jack Miller menyebut mesin Ducati mengerikan karena beberapa kali kehilangan power pada balapan kemarin.
"Sejak awal, terutama di trek lurus, motornya tak bisa gaspol. Aku sangat lambat dan pembalap lain melewatiku dengan mudah," ungkap Miller.
"Ada yang salah dengan elektroniknya. Kau bisa bilang motor ini seperti tersesat. Aku tak punya harapan. Kadang aku punya 100% tenaganya, tapi di trek lurus aku kehabisan tenaga lagi, semua orang melewatiku di trek lurus terakhir," jelasnya.
Miller sempat mencoba beberapa mapping elektronik saat mengalami masalah tersebut, tapi semua sama saja.
"Motornya mengerikan. Yang positif cuma Ducati akhirnya tahu masalahnya, kami tahu yang terjadi dan kami berharap tak terjadi lagi," jelas rider asal Australia ini.