GridOto.com - Honda Win adalah salah satu motor legendaris yang masih banyak penggemarnya.
Selain desainnya yang unik, mesin yang digendongnya pun andal sehingga mampu memikat pencinta otomotif hingga sekarang.
Meski begitu ternyata di awal kiprahnya, Honda Win ini sempat kurang laku.
Pertama kali dirilis tahun 1984, saat itu banyak yang mengangap desain Win ini aneh karena banyak bagiannya yang mengotak.
Di era itu memang lebih umum motor dengan bentuk yang membulat khas motor 1970-an.
Saat Win lahir, boleh dibilang sebagai masa transisi antara bentuk motor bulat menjadi kotak, makanya wajar kalau Win tak langsung moncer penjualannya.
Meski begitu, instansi pemerintah justru banyak yang melirik motor ini.
Instansi-instansi itulah yang memborong Honda Win di awal ia dirilis.
Beberapa badan pemerintahan yang menggunakan Honda Win sebagai kendaraan dinas seperti Badan Statistik, Koperasi, BRI, Dinas Kehutanan, Pegadaian, Pembangunan Desa, Pemda, Polisi Laut, Kantor Pos, sampai TNI.
Baca Juga: Sebelum Jadi Ayam Jago, Suzuki Satria Pernah Kondang sebagai Bebek Super, Ini Sejarahnya
Makanya, kampung-kampung dan pelosok sudah jadi santapan Honda Win baik untuk mengantarkan surat maupun eksplorasi lahan.
Uniknya lagi tiap motor instansi pemerintah punya warna yang berbeda-beda.
Ini juga yang bikin Honda Win di Indonesia jadi punya berbagai macam warna.
Sobat GridOto ada yang punya Honda Win lelangan bekas kantor Pos, PLN atau bahkan dari bank BRI?
Warnanya asyik juga tuh kalau diremajakan, hehehe.
Secara garis besar Honda Win memiliki spesifikasi yang sama sejak pertama kali rilis.
Mesin 4 langkah SOHC 1 silinder dengan nickname “ECONOPOWER” memiliki sudut kemiringan 80 derajat alias mesin tidur seperti bebek.
Dengan bore & stroke 50 mm x 49,5 mm menghasilkan kapasitas murni 97,2 cc, danmemiliki rasio kompresi rendah hanya 8,8:1.
Sistem pengapian sudah menggunakan CDI.
Baca Juga: Pernah Nonton Belum? Inilah Iklan Honda GL100 dan GL125 yang Tayang Tahun 1979 Silam
Tenaga puncak sebesar 8 dk pada 8.000 rpm dan torsi 7,45 Nm di angka 5.000 rpm.
Tenaga tersebut disalurkan pakai rantai ke roda belakang lewat transmisi 4 percepatan dengan kopling manual.
Kapasitas tangki bahan bakar 8,5 liter dan oli mesin 0,8 liter untuk penggantian berkala.
Rangka tipe ‘grasshopper’ atau belalang menjadi tulang punggung Win.
Digadang-gadang menjadi yang pertama diaplikasikan ke kendaraan roda dua di Indonesia.
Suspensi depan teleskopik tipe free valve sedangkan belakang swing arm berbentuk bulat ditopang oleh dua buah suspensi.
Honda Win juga dilengkapi dengan rak di belakang untuk berbagai keperluan, bisa untuk menjepit dokumen, tas, atau yang paling umum, jas hujan.
Honda Win ditawarkan dalam dua varian, Standar dan Semi Trail.
Perbedaan ada pada pelek dan sepatbor depan.
Varian standar pakai pelek 17 inci dengan lebar 2.50 dan 2.75 di depan dan belakang.
Sedangkan versi Semi Trail peleknya 18 inci depan dan 17 di belakang dengan lebar 2.50-18 serta 3.00-17 berpola trail.
Sepatbor depan varian standar terbuat dari besi, dan varian semi trail menggunakan bahan plastik serta terpasang pada posisi high mount di segitiga bawah ala motor trail.
Honda Win dijual di Indonesia dalam kurun waktu 1984 sampai 2005.
Tahun 1984 sampai 1985 merupakan Honda Win seri awal, tanpa embel-embel 100.
Ciri khas yang paling ketara yaitu lampu kecil dengan bentuk kotak, spion dengan bentuk berbeda, mesin dicat hitam.
Honda Win 1984 dan 1985 juga memiliki varian warna paling lengkap, ada silver, merah, putih, metallic grey, navy blue, dan oranye.
Honda Win 100 keluaran 1980-an akhir sampai tahun 1999 memiliki lampu depan yang lebih besar.
Dengan striping yang berbeda-beda pada setiap tahunnya.
Tahun 1999 juga ditandai dengan diekspornya Honda Win 100 ke beberapa negara di ASEAN.
Sobat GridOto ada yang sedang merestorasi Honda Win?