GridOto.com - PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor resmi kendaraan niaga Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) di Indonesia, menyampaikan pencapaian mereka di 2021 dan target di 2022.
Adapun KTB mencatatkan pencapaian yang baik pada 2021 dengan pangsa pasar sebesar 46,7 persen.
"Dengan memperkenalkan solusi digital secara positif, KTB berhasil mempertahankan posisi pemimpin pasarnya di segmen kendaraan komersial selama 51 tahun berturut-turut," ujar Duljatmono, Executive Vice President of Sales and Marketing Divisions KTB lewat virtual, Rabu (26/1/2022).
Produk jagoanya, Mitsubishi Fuso Fighter menunjukkan peningkatan pangsa pasar pada 2021.
Hal ini membuktikan bahwa Fighter telah berhasil diserap masyarakat.
Setelah Fighter diperkenalkan pada 2018 lalu, KTB terus menyesuaikan produk dan solusi termasuk purna jualnya terhadap permintaan pelanggan.
Sementara untuk target KTB di 2022, diakui Duljatmono masih sangat tinggi yakni pangsa pasar 48 persen.
"KTB yakin dengan kesiapan dan kualitas produk EURO 4 di mana terdapat 29 varian baru yang disiapkan dengan peningkatan fungsional," katanya.
Termasuk dalam layanan purna jual, dirinya menjelaskan kalau KTB berkomitmen untuk memberikan dukungan terbaik bagi konsumen.
Baca Juga: Sambut Tantangan di 2022, Mitsubishi Fuso akan Dinahkodai Bos Baru
"Euro 4 baru bagi pelanggan, KTB siap mendukung pelanggan dengan solusi total, ketersediaan suku cadang dengan harga terjangkau, lebih banyak lokasi 2S Fleet Workshop, dan menambah operasi Mobile Workshop Service," terangnya.
"Kami akan bekerja sama dengan pelanggan secara intensif untuk kesuksesan bisnis mereka yang berkelanjutan," tambahnya lagi.
Sementara itu, KTB juga mengumumkan agenda terbaru mereka terkait kendaraan listrik.
KTB akan mengadakan “pembuktian konsep (Proof of Concept)” di Indonesia untuk mempelajari kebutuhan pelanggan secara akurat.
Baca Juga: Sedang Pandemi, Konsumen yang Beli Truk Secara Online Justru Meningkat Pesat
"Momen perkenalan yang sesungguhnya akan ditentukan berdasarkan kebutuhan pasar dan koordinasi lebih lanjut dengan pemerintah," tukas Duljatmono.