GridOto.com - Dari tahun ke tahun, MotoGP terus mengalami berbagai perubahan sedikit demi sedikit.
Selain soal teknologi dan regulasi, bursa pembalap juga mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Salah satu yang positif adalah hilangnya fenomena pay rider, alias pembalap yang membayar kursi untuk balapan di MotoGP.
Seperti yang diketahui, hadirnya pay rider ataupun pay driver di dunia balap bukan hal terlarang dan sudah lumrah sejak lama.
Tim balap membutuhkan biaya besar untuk bisa balapan, meliputi pengeluaran untuk biaya motor, gaji dan akomodasi selama kompetisi.
Kadang kala pasokan dana dari pabrikan ataupun sponsor tidak cukup, makanya fenomena pay rider ataupun pay driver jadi salah satu solusi.
Di saat ada tim yang butuh dana, ada juga pembalap yang punya passion balapan dan kebetulan juga punya sumber daya yang cukup.
Pay rider atau pay driver banyak diartikan negatif, meski faktanya ada banyak nama besar yang mengawali kariernya dengan membayarkan uang untuk balapan.
Namun di MotoGP akhir-akhir ini, pay rider hampir selalu dianggap buruk karena performanya kurang layak berada di grid.
Baca Juga: Tanpa Sponsor Utama, Inilah Sponsor Asal Indonesia di Tim Gresini Racing MotoGP 2022
Sebut saja nama Karel Abraham dan Tito Rabat, yang sempat menjadi pay rider MotoGP beberpa tahun silam dan hanya balapan di barisan belakang.
Namun kini tren pay rider sudah tak ada lagi dan itu membuat Dorna Sports senang.
"Ada beberapa orang yang bisa membeli kursi di MotoGP, tapi sekarang tak ada," ungkap CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta dalam wawancara EFE Sport Business Days, dilansir GridOto.com dari Todocircuito.
Ezpeleta juga mengungkap ada beberapa pihak yang punya uang sempat memberikan beberapa tawaran ke Dorna.
"Kami menginvestasikan uang kami ke tempat yang seharusnya, kami tak boleh kehilangan akal sehat kami. Ada juga orang yang sempat meminta membatasi jumlah pembalap dari negara tertentu misalnya Italia dan Spanyol," sambung Ezpeleta.
"Ini membuat nilai kompetisi jatuh karena juga ada orang yang datang ke MotoGP dengan uang dan membeli kursi balap. Sekarag tak ada lagi di MotoGP, semua pembalap yang balapan bisa balapan karena tim mau merekrutnya dan memberikan gajinya," jelasnya.
Kini dengan tidak adanya pay rider, Ezpeleta mengklaim MotoGP punya pembalap dengan level yang sangat tinggi.
"Buktinya di Reli Dakar. Ada pembalap yang baru saja keluar dari MotoGP, Danilo Petrucci, yang berhasil membuat semua orang takjub karena betapa mudah dia melakukannya, dia tak tahu gurun dan tak tahu waypoint," lanjutnya.
"Tapi balapan bukan soal dengan motor apa belum pernah dikendarainya dan lebih kepada motor apa yang pernah dipakainya balapan," tegas Ezpeleta.