GridOto.com - Seperti halnya manusia pada umumnya, para pembalap MotoGP juga harus mengedipkan matanya saat memacu motornya di atas trek.
Pada trek lurus panjang misalnya di sirkuit Losail ataupun Mugello, pembalap MotoGP bisa melaju hingga lebih dari 360 km/jam.
Dalam kecepatan setinggi ini, para pembalap akan melewati jarak sejauh 100 meter dalam waktu sedetik.
Jika sama seperti orang normal yang menutup matanya untuk berkedip selama 0,15 detik, maka mata pembalap akan melewatkan jarak sejauh 15 meter dalam sekali kedipan.
Dalam 0,15 detik atau jarak 15 meter saat pembalap berkedip, bisa terjadi apapun di atas trek.
Orang normal dalam kondisi lingkungan yang normal akan bekedip sebanyak 8 kali dalam semenit.
Berarti angka 0,15 detik atau 15 meter tersebut akan semakin besar jika dikalikan dengan banyak kedipan yang dilakukan pembalap dalam satu lap balapan.
Jadi akan lebih banyak jarak yang dilewati pembalap dalam kondisi bekedip dan tentu saja itu bukan hal bagus.
Namun daya tahan mata pembalap MotoGP jauh lebih kuat dari orang pada umumnya, sudah terlatih untuk menahan kedipan lebih lama dari orang normal.
Baca Juga: Beberapa Tim Sudah Umumkan Jadwal Launching Buat MotoGP 2022, Catat Jadwalnya
SIFI Laboratory dan tim LCR Honda telah bekerja sama melakukan penelitian untuk mengetahui fenomena kedipan pembalap secara lebih detail.
Mereka memulai peneitiannya sejak tahun 2015 di GP Valencia dari Cal Crutchlow yang masih aktif balapan saat itu.
Kemudian pada 2018 penelitian dilanjutkan kepada Takaaki Nakagami, kemudian di 2019 banyak objek penelitian lain dari pembalap MotoGP lainnya serta dari kelas Moto2 dan Moto3.
Hasilnya cukup mencengangkan.
Rata-rata pembalap MotoGP bisa menahan kedipan dalam waktu 3 menit, atau dengan kata lain pembalap MotoGP bisa sekali berkedip dalam waktu 180 detik.
Tapi ada rekor yang dicetak oleh salah satu pembalap kelas premier yang tidak disebutkan namanya, di mana dia sanggup menahan kedipan selam 9 menit lamanya.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan pembalap kelas premier MotoGP bisa menahan kedipan lebih lama dari pembalap Moto2 dan Moto3.
"Kami ingin melanjutkan penilaian antara mata normal dan mata pembalap MotoGP. Kami juga ingin mempelajari soal konsentrasi dan frekuensi kedipan," ungkap co-owner SIFI Laboratory, Carlos Chines, dilansir GridOto.com dari Paddock-GP.
Baca Juga: Mengenang Lagi Hadirnya CRT, Kategori Tambahan Saat MotoGP Kekurangan Peserta
Hasil penelitian ini akan dipakai SIFI Laboratory untuk membuat latihan khusus buat pembalap di masa depan.
"Dengan hasilnya kami ingin membuat beberapa trik, latihan atau tetes mata tertentu untuk penanganan cedera, entah buat mata kering atau kaburnya pandangan," lanjutnya.
"Metode latihan mata direncanakan di 2022 dan 2023. Kami ingin membuat persepsi berbeda soal perawatan mata di kalangan pembalap dan peningkatan pemahaman soal pencegahan tertentu," jelasnya.