Baru Diresmikan Awal November 2021, Kenapa Kini Operasional Biskita Transpakuan Sudah Dihentikan?

Naufal Shafly - Senin, 3 Januari 2022 | 21:10 WIB

Ilustrasi BISKITA Transpakuan (Naufal Shafly - )

GridOto.com - Biskita Trans Pakuan yang baru saja diresmikan pada 2 November 2021 kini operasionalnya harus dihentikan.

Pengentian operasional yang dilakukan sejak 1 Januari 2022 ini diinstruksikan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).

Lantas, mengapa operasional bus yang baru seumur jagung ini harus dihentikan?

Menurut Kepala Bagian Humas BPTJ, Budi Rahardjo, penghentian ini hanya bersifat sementara atau tidak permanen.

"Karena sedang dilakukan evaluasi terkait aspek pelayanan terhadap semua program Buy The Service (BTS) di seluruh Indonesia," ucap Budi saat dihubungi GridOto.com, Senin (3/1/2022).

Ia menegaskan, Biskita Trans Pakuan yang termasuk dalam transportasi BTS, bukan satu-satunya layanan yang operasionalnya dihentikan sementara.

"Jadi tidak hanya di Bogor saja namun juga kota kota lain penerima BTS yaitu Makassar, Banyumas dan Bandung juga dihentikan sementara," jelasnya.

Namun, ia belum memberikan informasi terkait kapan Biskita Trans Pakuan akan kembali beroperasi.

Baca Juga: Dua Koridor Baru Biskita Trans Pakuan Diresmikan, Ini Rute yang Dilalui

Baca Juga: Biskita Trans Pakuan Dapat Respons Positif Selama Tiga Minggu Beroperasi, Tapi Kemacetan Bikin Operasional Tak Maksimal

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, selama satu bulan lebih beroperasi di koridor 5 rute Stasiun Bogor-Cirigi dan Koridor 6 Parung Banteng-Air Mancur, Biskita Transpakuan telah melayani 144.432 penumpang.

Jika dihitung, jumlah rata-rata penumpang Biskita Trans Pakuan per hari adalah 3.283 penumpang.

Puncak tertinggi pelayanan ada pada 12 Desember lalu, mencapai 3.415 penumpang per hari. 

Sebelumnya, mantan Kepala BPTJ Polana B. Pramesti menyebut ada beberapa hal yang perlu menjadi evaluasi agar operasional Biskita Trans Pakuan bisa lebih efektif.

Misalnya saja tingginya jumlah penggunaan kendaraan pribadi pada koridor-koridor yang dilalui Biskita Trans Pakuan.

Hal ini menimbulkan kemacetan dan jarak layanan antar bus satu dengan lainnya (headway) berpotensi mengalami gangguan.

"Evaluasi setelah tiga pekan berjalan, headway ini yang masih menjadi perhatian kami," kata Polana yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala BPTJ, dalam keterangan resminya, Sabtu (27/11/2021).

"Dibutuhkan peran Pemerintah Kota Bogor untuk mengkondisikan lalu lintas pada jalur koridor Biskita Trans Pakuan agar laju bus tidak terganggu kemacetan," sambungnya.

"Apabila headway ini tidak mendapatkan perhatian, tentu akan berpengaruh pada level of service, khususnya mengenai waktu tunggu dan waktu tempuh yang bisa saja berpotensi mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap layanan Biskita Trans Pakuan," tutupnya.