GridOto.com - Di kalangan petinggi tim MotoGP, Lin Jarvis menjadi salah satu yang paling awet dengan memimpin Yamaha selama dua dekade terakhir.
Selama kepemimpinan Lin Jarvis, Yamaha telah meraih banyak gelar juara bersama Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, serta yang terakhir oleh Fabio Quartararo tahun 2021 ini.
Dalam dua dekade Jarvis telah melewati banyak pasang surut di Yamaha, termasuk masa-masa panas antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo di masa lampau.
Namun, Jarvis mengaku bahwa yang paling berat adalah dalam beberapa musim terakhir.
Khususnya saat Covid-19 dan membuat banyak masalah di dalamnya.
"Aku lelah. Pandemi membawa banyak pekerjaan tambahan ke kami. Pada saat yang sama kesenangan juga hilang," ungkap Jarvis dilansir GridOto.com dari Motorsport-Total.
"Tidak bisa lagi ke restoran, ada banyak larangan, dan kita tak bisa mengundang tamu," lanjutnya.
Selain pandemi Covid-19, Jarvis semakin dibuat pusing dengan beberapa masalah motor Yamaha, termasuk masalah klep mesin 2020 silam.
Musim lalu motor Yamaha sebenarnya sudah mengalami perkembangan signifikan, setelah masalah elektronik yang banyak dikeluhkan sejak 2017.
Baca Juga: Mirip 100 Km dei Campioni Ala Valentino Rossi, Para Pembalap Spanyol Ikutan Balapan di Rocco's Ranch
Baca Juga: Pengakuan Lin Jarvis, Raul Fernandez Sempat Minta Bantuan Gabung Yamaha Buat MotoGP 2022
Sayangnya saat masalah elektronik teratasi, muncul lagi masalah klep dan Yamaha kedapatan melanggar aturan.
Teparnya dengan melakukan pergantian spesifikasi klep di musim 2020 hingga hadirnya sanksi dari FIM.
"Tahun ini kami juga harus menemui masalah dengan kasus Maverick Vinales," tegas pria 64 tahun ini.
Untungnya Jarvis bisa merasakan gelar Fabio Quartararo yang jadi pelipur lara baginya.
Apalagi rasanya gelar juara Quartararo ini lebih bisa dinikmati dibanding gelar sebelumnya, saat Jorge Lorenzo mengalahkan Valentino Rossi di musim 2015 dengan segala kontroversinya.
"Aku masih termotivasi melakukan pekerjaanku. Tapi hasil balapan sangat penting. Aku 64 tahun dan mungkin masih punya 3 atau 4 tahun lagi di sini kupikir," sambungnya.
"Tujuanku adalah gelar ke-10 buatku, aku akan merayakannya dengan 2 gelar lagi dan kemudian mundur," jelas Jarvis.