GridOto.com - Kontroversi hasil balap F1 Abu Dhabi 2021 yang dimenangkan Max Verstappen, masih belum sepenuhnya tuntas.
Tim Mercedes-AMG Petronas sempat melakukan protes soal dua masalah yang terjadi selama balapan berlangsung, terutama saat Safety Car di beberapa lap terakhir.
Pertama soal Verstappen yang dianggap sempat mendahului Hamilton saat periode Safety Car belum sepenuhnya berakhir.
Kemudian soal prosedur akhir Safety Car yang membuat kontroversi saat balapan.
Namun, Fédération Internationale de l'Automobile (FIA) telah memutuskan menolak protes tersebut, meskipun Mercedes masih punya kesempatan untuk naik banding.
Protes yang dilayangkan oleh tim Mercedes tersebut tentu saja membuat Red Bull geram.
"Ini final kejuaraan yang tak sebanding karena hasilnya ditunda seperti itu. Tapi itu juga berbicara soal sikap pecundang yang tak pantas untuk mengajukan protes," ungkap penasihat Red Bull, Helmut Marko, dilansir GridOto.com dari Speedweek.
"Sangat menjijikkan soal apa yang kau lakukan setelah balapan, mengajukan protes di mana jelas itu takkan berhasil. Itu benar-benar pecundang bagiku," jelasnya.
Baca Juga: Kalah dari Max Verstappen, Bos Mercedes Toto Wolff Malah Pesta dengan Valtteri Bottas
Baca Juga: Jadi Juara Lagi Setelah 30 Tahun, Honda Sempat Dibully Fernando Alonso
Meski diuntungkan dengan keputusan akhir FIA, Marko membenarkan banyaknya inkonsistensi juri selama musim ini.
Kadang juri memberlakukan hal serupa untuk beberapa kasus, tapi akan ada hal berbeda di kemudian hari meski kasusnya sama.
Hal itu tidak bagus untuk masa depan kejuaraan balap jet darat itu sendiri, dan Marko mengancam Red Bull bisa saja keluar F1 jika tidak berbenah.
"Kami akan memikirkan kembali keikutsertaan kami di F1, jika tidak ada perbaikan untuk masa depan kejuaraan," ungkap pria 78 tahun ini.
"Seluruh sistemnya harus dibenahi. Aturannya harus dibuat lebih sederhana dan intinya adalah 'ayo balapan'," tegas Marko.
Pada 17 Desember 2021 mendatang, akan ada pemilihan Presiden FIA baru di mana Jean Todt akan digantikan di sana.
"Sekarang pemilihan Presiden sudah dekat, kita harus memulainya dari sana," tegasnya.