GridOto.com – Balap F1 Abu Dhabi 2021 di sirkuit Yas Marina menjadi penampilan terakhir Honda. Ada perasaan campur aduk, apakah pabrikan asal Jepang ini harus tersenyum atau menangis setelah balapan.
Honda yang telah memiliki reputasi bagus di balap F1 pada era '80-90-an, kembali ke ajang balap jet darat pada 2015 sebagai pemasok mesin tim McLaren.
Setelah tiga tahun, mereka berpisah dan di 2018 Honda menjalin kerja sama dengan tim Toro Rosso yang kini bernama tim AlphaTauri.
Setahun kemudian tim Red Bull menyusul menggunakan power unit Honda.
Tahun lalu Honda mengumumkan bahwa mereka akan pergi setelah musim 2021, Red Bull akan mengambil alih menjalankan power unit mereka.
Nah, balapan di F1 Abu Dhabi 2021 menjadi momen mengharukan bagi Honda saat meninggalkan Formula 1.
Pembalap tim Red Bull, Max Verstappen memiliki poin sama kuat dengan Lewis Hamilton dari tim Mercedes, 369,5 poin.
Sementara itu tim Red Bull tertinggal 28 poin dari Mercedes dalam perebutan gelar juara dunia konstruktor.
Jika Max Verstappen yang tampil sebagai juara dunia F1 2021, itu akan menjadi gelar pertamanya.
Baca Juga: Tetap Musuhan, Toto Wolff dan Christian Horner Salaman Sebelum Perebutan Gelar di F1 Abu Dhabi 2021
Pembalap F1 yang menggunakan mesin Honda terakhir kali juara dunia yaitu Ayrton Senna bersama tim McLaren-Honda tahun 1991.
“Akhirnya, kami sampai di balapan terakhir musim ini di Abu Dhabi,” kata bos Honda, Masashi Yamamoto, dikutip GridOto.com dari planetf1.com.
“Ini momen penting dan bukan hanya di trek, karena akhir pekan ini menandai puncak dari tujuh tahun terakhir Honda F1 di Formula 1.
Ia menyebut, akan ada perasaan campur aduk antara emosi kesedihan dan kebahagiaan serta banyak kenangan baik dan buruk.
Menjelang balap F1 Abu Dhabi 2021, ia bilang bersama dengan Red Bull Racing akan berjuang keras melawan Mercedes dan Lewis Hamilton untuk kedua gelar.
Baca Juga: Ditinggal Honda, Rencana Red Bull Produksi Mesin Mobil F1 Sendiri Semakin Mendekati Kenyataan
“Honda kembali ke Formula 1 pada 2015 dan proyeknya tidak selalu berjalan mulus,” tutur Masashi Yamamoto mengenai perjalanannya yang sangat sulit itu.
“Memenangkan gelar telah menjadi impian kami dan perlahan-lahan kami telah berkembang ke arah itu,” ujarnya.
“Sekarang, mimpi itu hampir dalam genggaman kami, tapi sejujurnya saya tidak tahu apakah kami akan tersenyum atau menangis setelah balapan hari Minggu,” ucap Masashi Yamamoto.