GridOto.com - Memiliki pengetahuan mendalam mengenai seluk-beluk perusahaan yang ia pimpin merupakan salah satu kualitas utama yang sebaiknya dimiliki oleh seorang eksekutif.
Oleh karena itu, bisa dibilang Adrianto Djokosoetono yang merupakan figur Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk mempunyai keunggulan tersendiri mengenai hal tersebut.
Pasalnya, figur yang akrab disapa Andre itu sudah akrab dengan Blue Bird sejak kecil.
“Ayah kerja di sini, nenek juga kerja di sini, sehari-hari sudah di sini sejak kecil, pastinya jadi familier,” kata Andre sambil tertawa kepada GridOto.com, Selasa (7/12/2021).
Wajar, mengingat sang ayah yaitu Purnomo Prawiro merupakan pemilik generasi kedua dari perusahaan yang terkenal dengan armada taksi berwarna biru itu.
Sementara sang nenek yaitu Mutiara Fatimah Djokosoetono merupakan sosok yang mendirikan Blue Bird pada 1965 silam dengan nama Chandra Taksi.
Namun menjadi anggota ‘dinasti’ Djokosoetono, tidak berarti ia langsung memegang posisi tinggi di perusahaan yang bergerak di bidang mobilitas tersebut.
“Selesai kuliah jurusan Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung pada 2000, saya tetap mendaftar Management Training di Blue Bird, bahkan sempat narik taksi juga,” ujar pria yang hobi jalan-jalan dan menyelam itu.
Andre mengaku, pengalamannya menjadi sopir taksi tetap menjadi salah satu kenangan yang paling diingat selama kariernya di Blue Bird selama 21 tahun hingga saat ini.
Bukan hanya karena menjadi sopir taksi merupakan pengalaman yang benar-benar baru untuknya.
Tapi karena menjadi sopir taksi juga memberikan tantangan-tantangan tersendiri terutama yang berhubungan dengan sewa atau penumpang.
“Bisa tahu apakah kita itu tipikal orang yang mau diajak ngobrol atau tidak saja sudah jadi tantangan,” ujar pria yang membawa Toyota Soluna ketika menjadi sopir taksi.
Pun dengan pemilihan rute. Andre memberikan contoh dengan pengalamannya saat mendapat sewa ke Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.
“Rute saya belum tentu jadi yang paling ‘benar', ada penumpang yang mau diajak lewat Kuningan untuk menghindari macet di Semanggi,” jelas Andre.
“Ada juga yang macet gak macet harus lewat Semanggi dan lewat tol-nya,” tambah pria kelahiran 1967 itu.
Meskipun tidak jarang dirasa berat, Andre mengenang pengalamannya sebagai sopir taksi sebagai suatu hal sangat membuka mata khususnya mengenai pola pikir konsumen.
Juga sebagai hal yang mengajarkannya soal kegigihan, konsistensi, serta fokus terhadap konsumen untuk melayani sepenuh hati.
Itu suatu hal yang diakuinya masih terus ia pelajari selama berkarier di perusahaan berlambang Burung Biru tersebut.
“Apalagi di Blue Bird ini kan sangat menerapkan konsep kekeluargaan ya, kami selalu menyebut diri kami semua sebagai keluarga besar Blue Bird,” ujar Andre.
“Kebersamaan untuk melayani sepenuh hati di semua lini, baik itu sebagai pengemudi, sebagai pegawai, maupun sebagai anggota masyarakat,” tutupnya.