Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi Diprediksi Trabas 480,54 Hektare Sawah, Sejumlah Pihak Meragukan Data Proyeknya

Ruditya Yogi Wardana - Selasa, 2 November 2021 | 13:26 WIB

Gambaran peta jalur jalan tol Gilimanuk-Mengwi. (Ruditya Yogi Wardana - )

GridOto.com - Meski seperti tidak terdengar, proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi masih terus digodok hingga sekarang.

Kendati demikian, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali belum membeberkan jumlah lahan terdampak proyek jalan tol ini.

Untuk itu, Front Demokrasi Perjuangan Rakyat Bali (Prontier Bali), Warga Lingkungan Hidup (WALHI) Bali dan Lingkat Studi Tumbuh (LST) Singaraja pun melakukan diskusi publik terkait proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi.

Diskusi ini membahas terkait peta subak dan lahan yang diperkirakan terdampak proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi.

Dari diskusi yang dilakukan, ditemukan fakta bahwa ada sebanyak 480,54 hektare (Ha) lahan pertanian dengan 97 subak atau saluran irigasi yang diterabas oleh proyek jalan tol tersebut.

"Dari hasil digitasi dan turun ke lapangan, kami temukan di Jembrana ada 253,52 Ha, di Tabanan ada 212,89 Ha dan Badung ada 14,13 Ha," jelas Bimo Pratama, mahasiswa geografi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), dikutip dari Tribun-bali.com, Minggu (31/10/2021).

Bimo melanjutkan, untuk perincian subak yang diterabas proyek jalan tol ini di Jembrana ada sebanyak 34 titik.

Lalu di Tabanan ada 54 titik dan di Badung sebanyak 9 titik subak yang digilas

Baca Juga: Update Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi, Pembebasan Lahan Akan Dilakukan Pada Akhir 2021

Lebih lanjut, saat dilakukan survei ke lapangan, ditemukan subak Yeh Sungi di Badung yang ternyata sangat produktif.

Kemudian di sebelah utara subak Yeh Sungi juga diketahui ada Pura Subak.

"Saat kami melakukan identifikasi, Pura Subak ini juga diterobos oleh trase jalan tol Gilimanuk-Mengwi," jelasnya.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Pertania Universitas Udayana, Prof. Dr. I Wayan Windia menegaskan kalau pada tahun 2014 total luas sawah di Bali mencapai 80 ribu Ha.

Sayangnya, jumlah sawah yang mencapai puluhan ribu hektare ini selalu menyusut rata-rata sebanyak 2.288 Ha setiap tahunnya.

"Diperkirakan pada 2030, subak di Bali hilang. Saat ini saja Bali hitungannya sudah minus beras," paparnya.

Wayan menambahkan, peran subak di Bali sangat signifikan, karena buka hanya untuk menyuplai bahan makanan.

Namun juga untuk meneguhkan kebudayaan di Bali karena ada sejumlah ritual yang dilakukan di sana.

Baca Juga: Sosialisasi Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi Tersendat, Dua Kecamatan di Tabanan Belum Dapat Sosialisasi

Dengan begitu, proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi jelas akan memberikan dampak yang luar biasa di masa mendatang.

Soalnya sumber pangan jelas berkurang dan kebudayaan di Bali bisa saja goyah.

Secara terpisah, Manajer Advokasi dan Kampanye WALHI, Made Krisna Dinata menjabarkan kalau data proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi rencananya menerabas sawah dengan intensitas sedang hingga tinggi seluas 188,31 Ha.

Tetapi saat dilakukan survei lapangan, jumlah sawah yang diterabas justru mencapai 480,54 Ha.

Temuan ini pun membuat banyak pihak meragukan data yang disajikan terkait proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi.

"Kami mempertanyakan kesahihan data pemrakarsa yang digandeng oleh Pemprov Bali," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Bokis itu menambahkan, pertanian jadi alternatif yang berkonstribusi pada ekonomi di Bali selama pandemi Covid-19.

Tapi karena ada proyek pembangunan jalan tol ini, ada banyak sawah produktif yang bakal diratakan.

"Berdasarkan temuah WALHI Bali, kami mempertanyakan komitmen Gubernur Bali, I Wayan Koster yang ingin mewujudkan kemandirian pangan," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Data WALHI Bali, 480,54 Ha Lahan Pertanian Produktif Terkena Proyek Tol Gilimanuk-Mengwi.