GridOto.com - Jangan asal, ini efeknya pasang per CVT terlalu keras di motor matic.
Saat ini memang banyak pengguna motor matic yang asal mengganti per CVT dengan yang lebih keras dari bawaannya.
"Tapi memang banyaknya karena saran dari pengguna lain tanpa tahu manfaatnya," ucap Ricard Riesmala dari A2 Speed di daerah Joglo, Jakarta Barat.
Umumnya per CVT motor matic bawaan pabrik pakai tingkat kekerasan 1.000 rpm atau lebih rendah.
Baca Juga: Ini Fungsi dan Cara Kerja VVA yang Hadir di Yamaha R15 V4 dan R15M
Namun banyak pengguna yang asal pasang per CVT dengan kekerasan 1.500 bahkan 2.000 rpm yang memang banyak dijual bebas.
"Kalau pakai per CVT lebih keras itu maka per semakin keras menendang secondary sliding sheave, atau jadi lebih cepat balik ke posisi awal," jelasnya.
"Tapi dalam kondisi secondary sliding sheave cepat balik, otomatis pulley belakang jadi susah untuk dibuka," lanjut Ricard.
"Kalau pulley belakang susah dibuka membuat v-belt dan roller harus bekerja keras untuk membuka pulley belakang agar motor bisa berjalan," tegasnya.
Baca Juga: Honda Vario Terbaru Diisukan Pakai Mesin 160 Cc, Begini Spek Mesinnya?
Nanti ujung-ujungnya roller dan v-belt ini bakal cepat aus kalau kalian ganti per CVT motor matic terlalu keras.
"Per CVT keras ini cocok digunakan selama mesin sudah upgrade atau bore up. Untuk memudahkan v-belt dan roller dalam memberikan dorongan membuka pulley belakang," tambahnya.
"Tapi seandainya motor standar malah cuma bikin tarikan berat dan tidak mau lari. Efek lainnya roller dan v-belt jadi cepat aus," tutupnya.
Nah, itu tadi efek negatif mengganti per CVT bawaan motor dengan yang terlalu keras.