GridOto.com - Pemerintah akhirnya kembali memperpanjang insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mobil baru sebesar 100 persen hingga akhir tahun 2021.
Adapun keputusan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) baru Nomor 120/PMK 010/2021, yaitu besaran insentif PPnBM 100 persen yang semula diberikan Maret sampai Agustus saja diperpanjang menjadi hingga Desember 2021.
Febrio Kacaribu selaku Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan mengatakan perbaikan kondisi pandemi Covid-19 ini menjadi momentum dalam melanjutkan laju pemulihan ekonomi.
Sehingga pemerintah terus memperkuat dengan dukungan dan stimulus yang selama ini telah direspon positif oleh masyarakat serta dunia usaha.
"Perpanjangan insentif dilakukan untuk menstimulasi konsumsi masyarakat kelas menengah seiring dengan perkembangan positif penanganan pandemi Covid-19 sehingga diharapkan terus dimanfaatkan," ujar Febrio Kacaribu dalam keterangan resmi yang diterima GridOto.com, Jumat (17/09/2021).
Lebih lanjut, dalam PMK baru dijelaskan perpanjangan insentif PPnBM 100 persen dilakukan untuk segmen kendaraan bermotor penumpang dengan kapasitas mesin sampai dengan 1.500 cc.
Sedangkan PPnBM 50 persen untuk kendaraan bermotor penumpang 4x2 dengan kapasitas mesin lebih dari 1.500 cc sampai 2.500 cc.
Serta PPnBM 25 persen untuk kendaraan bermotor penumpang 4x4 dengan kapasitas mesin lebih dari 1.500 cc sampai 2.500 cc.
Baca Juga: Perluasan Insentif PPnBM Bikin Penjualan Toyota Kijang Innova Moncer, Segini Peningkatannya
Baca Juga: Berkat Perluasan Insentif PPnBM Mobil Baru 2.500 cc, Penjualan Toyota Fortuner Langsung Melejit
Untuk konsumen yang terlanjur membeli mobil dengan kelebihan PPnBM pada September 2021 ini juga akan dikembalikan atau refund oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan pemungutan.
Kebijalan insentif PPnBM tidak hanya memiliki dampak signifikan terhadap sisi permintaan, namun juga terhadap sisi produksi.
Selain itu, dengan prasyarat pemberian fasilitas insentif PPnBM dengan tingkat kandungan produk dalam negeri yang tinggi juga berdampak cukup besar kepada sektor pendukung seperti industri logam, industri logam dasar, industri karet dan jasa keuangan.
Secara kumulatif Januari sampai Juli 2021, penjualan mobil ritel telah tumbuh 38,5 persen dari periode yang sama tahun lalu dan produksi mobil secara kumulatif Januari sampai Juli 2021 tumbuh 49,4 persen (yoy).
Dengan performa tersebut, diharapkan para produsen kendaraan bermotor dapat kembali beroperasi dengan kapasitas yang lebih tinggi lagi.
"Momentum pemulihan sektor otomotif nasional diharapkan terus berlanjut seiring dengan kondisi pandemi yang lebih terkendali dan penguatan ekonomi global yang mendorong permintaan ekspor produk otomotif nasional," pungkas Febrio.