GridOto.com - Sobat GridOto tentunya sudah enggak asing lagi sama Kabupaten Purbalingga yang terletak di Provinsi Jawa Tengah.
Yup, kabupaten yang berada di kaki Gunung Slamet ini terkenal dengan industri knalpotnya yang terus berkembang.
Bahkan beberapa brand knalpot lokal, seperti Red Mufflers, DRC Racing dan lain-lainnya sampai memilih basisnya di Kabupaten Purbalingga.
Saking berkembangnya industri tersebut hingga sekarang, Purbalingga bahkan sampai mendapatkan julukan 'Kota Knalpot' lo.
Ditambah, Bupati Purbalingga periode 2000-2010, Triyono Budi Sasaongko sampai menginstruksikan untuk membangun Patung Knalpot sebagai simbol pusat industri knalpot di wilayahnya ini.
Tapi mungkin sobat bakal bertanya-tanya, sebenarnya kapan dan bagaimana ceritanya industri knalpot bisa berkembang di Purbalingga?
Untuk menjawabnya, GridOto akan membawa sobat untuk mundur ke era 1970-an yang merupakan awal mula industri itu berkembang di Kota Knalpot.
Melansir dari Tribunjateng.com, ceritanya bermula saat industri logam di DUsun Sayangan, Kelurahan Pubalingga Lor mulai berkembang pada 1970 silam.
Baca Juga: Polisi Berhasil Tindak 639 Kendaraan Pakai Knalpot Brong, Yuk Ingat Lagi Dendanya
Baca Juga: Ini Resep Upgrade Knalpot Untuk Dongkrak Tenaga Toyota Innova Diesel
Pada masa ini, para warga Dusun Sayangan memanfaatkan bahan seng dari potongan drum untuk membuat peralatan rumah tangga, seperti wajan, spatula besi dan lain-lain.
Seiring berkembangnya industri logam di Dusun Sayangan, salah satu warganya yang bernama Sultoni pun mencoba untuk membuat kerajinan yang baru, yakni pembuatan knalpot pada 1980.
Sultoni mengawaliya dengan memproduksi sejumlah knalpot yang digunakan untuk motor dan mobil yang beredar pada era 1980-an.
Kegiatan ini terus berjalan hingga akhirnya industri knalpot yang diprakarsai Sultoni sampai berkembang pesat.
Nah, barulah pada 1990-an, industri knalpot semakin dilirik oleh warga Purblingga, sehingga muncul sejumlah pengrajin di beberapa kelurahan dan desa lainnya.
Perlu diketahui, seluruh knalpot yang diproduksi oleh pengrajin di Kabupaten Purbalingga sebagian besar dikerjakan dengan tangan alias hand made lo.
Kendati demikian, para pengrajin mau tidak mau harus terus beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin maju.
Contohnya dengan penggunaan mesin pound, mesin bending hingga mesin cutting agar jumlah produksinya semakin banyak.
Meski begitu, sejumlah proses tetap dilakukan secara manual oleh para pengrajin agar knalpot yang dihasilkan punya kualitas terbaik.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Sejarah Knalpot Purbalingga: Bermula dari Industri Seng dan Drum Pembuatan Alat Rumah Tangga.