Kebelet Menang, Aston Martin Siap Hamburkan Triliunan Rupiah Agar Jadi Juara F1

Rezki Alif P - Selasa, 14 September 2021 | 16:45 WIB

Aston Martin F1 (Rezki Alif P - )

GridOto.com - Bos Aston MartinLawrence Stroll, tidak main-main dengan ambisinya menjadi tim juara F1 dalam beberapa tahun ke depan.

Pria asal Kanada ini memastikan bahwa akan dumulai pembangunan pabrik dan kampus penelitian baru untuk tim Aston Martin.

Stroll menilai pabrikan Aston Martin di Silverstone sudah terlalu usang dan tidak mewakili ambisi tim yang akan jadi juara dunia F1.

Lawrence Stroll yang juga ayah dari pembalap tim Aston Martin, Lance Stroll, memastikan adanya tiga bangunan baru sebagai pusat pengembangan mobil tim Aston Martin.

Sang konglomerat merogoh kocek antara 150-200 juta Poundsterling atau hampir senilai Rp 3-4 triliun (kurs 1 Poundsterling senilai Rp 19.776 per 14 September 2021).

Fasilitas ini dibangun di atas tanah seluas 3,72 hektar yang akan digunakan untuk banyak pekerjaan tim.

Misalnya dalam pengerjaan desain, pembuatan mobil, marketing, simulator, dan yang istimewa adalah adanya terowongan angin atau wind tunnel yang pertama bagi tim Aston Martin, karena selama ini masih meminjam fasilitas Mercedes.

Dengan fasilitas ini, pengerjaan dan penelitian mobil bisa dikerjakan lebih efisien dan berdekatan tanpa harus kesana kemari karena meminjam fasilitas pabrikan lain.

Baca Juga: Absen Dua Balapan, Kimi Raikkonen Akan Kembali Balapan di F1 Rusia 2021

Aston Martin menargetkan bangunan utama akan selesai akhir 2022 atau awal 2023, kemudian terowongan angin akan selesai pertengahan 2023.

Sebenarnya pembangunan ini sudah direncanakan untuk dimulai sejak 1 tahun lalu.

Adanya Covid-19 tentu membuat Stroll cukup berhati-hati dalam melangkah.

"Ini investasi besar. Ini menunjukkan kepercayaanku kepada tim, mengonfirmasi ambisiku dan kepercayaanku di F1," ungkap Stroll seperti dilansir GridOto.com dari F1.

Dengan semua fasilitas ini, Stroll berani berujar akan memenangkan gelar dalam 3 atau 5 tahun ke depan.

"Pabrikan yang sekarang akan sulit. Kami sedang menambah beberapa kantor untuk menambah kinerja kami. Selama ini komunikasi sangat terganggu karena lokasi berbeda-beda dari tiap pekerjaan," jelas sang bos.