GridOto.com - Tentu ada alasan mengapa setelah bore up motor injeksi disarankan pasang ECU racing.
Umumnya mekanik memang menyarankan untuk menggunakan ECU aftermarket atau ECU racing di motor yang habis bore up
Bukan akal-akalan mekanik untuk jual barang, tapi pemasangan ECU racing atau aftermarket demi mendapatkan hasil yang sesuai.
"Karena tentu kami harus mapping ulang setelah lakukan bore up mesin itu," buka Richi Tedy owner Motori Rumahnya Bikers.
Baca Juga: Bukan dari Warna, Ini yang Perlu Diperiksa Saat Beli Air Radiator
Meningkatnya kapasitas mesin akibat bore up tentunya butuh penyesuaian pada suplai bensin dan udara ke ruang bakar juga timing pengapian.
"Jadi harus mengatur lagi debit bensin, timing pengapian dan lain-lain agar performanya maksimal," terangnya.
Seandainya pakai ECU standar belum tentu settingan dari pabrikan bisa sesuai dengan mesin setelah bore up.
"Biasanya settingan pabrikan itu dibikin irit, jadi performanya kurang maksimal seandainya kita tidak ganti ECU," lanjut Richi yang buka di Jl. Mangga 16, Duri Kepa, Jakarta Barat.
Baca Juga: Kompresi Mesin Bocor Akibat Paking Robek Jangan Ditambal Pakai Lem, Mesin Bisa Jebol
"Motor memang masih bisa menyala dan jalan dengan aman, tapi ya itu tadi settingannya bisa bikin motor serasa tertahan," tambah Richi.
Seperti diketahui, parameter di ECU standar umumnya sudah dikunci dan tidak bisa disesuaikan.
Makanya butuh ECU racing atau aftermarket yang setiap parameternya bisa disesuaikan.
ECU racing sendiri harganya bervariasi mulai dari Rp 1 jutaan hingga yang mahal itu bisa Rp 5 jutaan, tinggal pilih sesuai kebutuhan saja.
Lalu apakah boleh jika hanya memasang piggyback jika dana yang dipersiapkan kurang untuk beli ECU standar?
"Kalau pakai piggyback sih saya kurang sarankan, karena fungsinya yang hanya memanipulator bensin itu agak kurang maksimal juga," tutup Richi.