Semua Wajib Tahu, Ini Daftar Pengguna Jalan Prioritas yang Dapat Pengawalan Polisi, Berapa Biayanya?

M. Adam Samudra - Jumat, 27 Agustus 2021 | 09:55 WIB

Pengawalan Voorijder dari Kepolisian (M. Adam Samudra - )

GridOto.com - Terdapat tujuh pengguna jalan yang mendapat hak prioritas sehingga bisa dikawal oleh anggota Polri saat melintas di jalan raya.

Hal itu tertuang dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 

"Semua kendaraan bisa dikawal. Masyarakat biasa pun bisa kami kawal. Yang jelas ada aturannya dan punya hak dikawal dan punya hak prioritas," ujar Kasat Panwal Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Jhoni Eka Putra kepada GridOto.com, Jum'at (27/8/2021).

Dalam aturan itu, anggota Polri yang dapat melakukan pengawalan.

Mereka pun harus memberikan isyarat lampu merah atau biru dan bunyi sirene.

Lantas berapa sih biaya pengawalan ?

"Untuk biaya tidak ada alias gratis," ucapnya.

Menurutnya, dalam pasal 134 UU LLAJ dinyatakan bahwa hanya ada tujuh kendraan yang mendapatkan hak utama untuk didahulukan, yakni:

Baca Juga: Viral Video 'Jokowi Mudik', Mercedes-Benz S600 Dikawal Rombongan Paspampres, Berikut Penjelasan Istana

Baca Juga: Polisi Larang Patwal Untuk Komunitas Moge dan Mobil Mewah, Dua Komunitas Ini Dukung Penuh: Bisa Kurangi Oknum

1. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas.

2. Ambulans yang mengangkut orang sakit.

3. Kndaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas.

4. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia.

5. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara.

6. Iring-iringan pengantar jenazah.

7. Konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia

Baca Juga: Selain Polisi, Bisakah Masyarakat Sipil Kawal Ambulans?

Namun sebelumnya, Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo resmi melarang jajarannya memberikan pengawalan terhadap konvoi komunitas motor gede (moge), mobil mewah, hingga pesepeda.

Langkah itu terpaksa diambil oleh Sambodo, guna menghindari kecemburuan sosial di masyarakat dan menghindari aktivitas yang mengganggu pengendara lain.

“Karena pengawalan yang dilakukan polisi itu, sering menimbulkan kecemburuan di masyarakat, oleh sebab itu saya melarang anggota saya untuk mengawal motor besar, mengawal mobil mewah, dan rombongan pesepeda,” jelas Sambodo.

Mencuatnya larangan pengawalan tersebut, berawal dari kasus penilangan rombongan mobil Porsche yang dikawal oleh Dishub DKI Jakarta.

Padahal, bila mengacu pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kewenangan pengawalan hanya bisa dilakukan oleh Kepolisian dengan izin khusus.