PO Bus Ungkap Daerah-daerah yang Sering Terjadi Pelemparan Batu, Sampai Harus Berlindung di Balik Tameng

Naufal Shafly - Minggu, 8 Agustus 2021 | 19:45 WIB

Ilustrasi bus lintas Sumatera menggunakan tameng di kaca depan (Naufal Shafly - )

GridOto.com - Bus-bus lintas Sumatera banyak yang menggunakan tralis besi atau tameng di kaca depan mereka.

Alasannya, di beberapa wilayah di Sumatera masih sangat marak ditemukan praktik lempar batu oleh oknum tak bertanggung jawab.

Meski selama pandemi Covid-19 ini intensitas pelemparan itu disebut berkurang, tapi kejadian tersebut belum sepenuhnya hilang.

Menurut Kurnia Lesani Adnan, Direktur PO SAN (Siliwangi Antar Nusa), ada beberapa wilayah yang menjadi titik rawan pelemparan batu di Sumatera.

Pria yang akrab disapa Sani ini mengatakan, biasanya pelemparan ini paling sering terjadi di wilayah Sumatera bagian Selatan.

"Perbatasan Sumsel-Lampung, Mesugi, Prabumulih, Martapura, Baturaja, Lahat, Ogan Komering Ulu (OKU), Rupit, sampai ke Bangko itu daerah-daerah sana masih banyak begal (lempar batu) yang motifnya kejahatan," ucap Sani kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.

Ia bercerita, beberapa tahun lalu busnya pernah mengalami kejadian pahit ini di wilayah Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara.

"Bus saya ditimpuk, sopir saya kena kepalanya dan langsung pingsan. Lalu busnya hilang kendali dan masuk ke semak-semak," kata Sani.

Baca Juga: Bus Lintas Sumatera Pakai Tralis Besi Kayak Mobil Antihuru-hara, Ternyata Alasannya Banyak 'Atlet' Lempar Batu

Hal senada juga pernah diungkapkan oleh Zaenal Arifin, Ketua Umum Bismania Community (BMC).

Pria yang akrab disapa Kang Cep ini mengatakan, jalur Sumatera memang terkenal 'ngeri' karena sering kali terjadi kejadian pelemparan batu terhadap bus yang lewat.

"Sampai sekarang setahu saya masih ada kejadian di beberapa rute, biasanya terjadi di lintas timur atau di lintas tengah," katanya.

Kang Cep menambahkan, biasanya sopir bus sudah mengetahui titik-titik mana saja yang sering terjadi pelemparan batu.

"Biasanya sopir udah pada tahu (rute yang sering terjadi pelemparan batu), jadi mereka biasanya sudah punya cara untuk menghindarinya," tuturnya.

Di PO SAN, Sani mengatakan, SOP yang ia terapkan jika terjadi pelemparan batu pada busnya adalah dengan melapor ke kepolisian.

"SOP-nya adalah harus lapor ke kepolisian setempat dan buat BAP (berita Acara Pemeriksaan)," jelasnya.

Selain itu, Sani mengaku pihaknya melakukan pembekalan ke sopir agar bisa berhati-hati di wilayah yang terkenal rawan kejahatan.

"Jadi kami memang mengajarkan sopir kami agar tahu spot-spot mana yang sekiranya banyak kejahatan, supaya mereka bisa berhati-hati, menjaga kecepatan dan lain-lain," tutupnya.