GridOto.com - F1 akan melakukan uji coba sesi Sprint Qualifying saat balap F1 Inggris 2021 yang berlangsung akhir pekan depan di Sirkuit Silverstone, tepatnya pada 16-18 Juli 2021 mendatang.
Sprint Qualifying akan menggantikan sesi kualifikasi, guna menentukan pemegang pole position pada balap F1 di hari Minggu.
Dengan penambahan Sprint Qualifying, diharapkan balap F1 akhir pekan dapat selalu menyajikan tontonan menarik selama tiga hari digelarnya balapan.
Namun, ini bukan kali pertama F1 mencoba untuk mengubah format kualifikasi dan penentuan pole position, untuk membuatnya lebih menarik untuk para penonton.
Yuk lihat sama-sama perubahan format kualifikasi sepanjang sejarah F1.
1950-1996: Kualifikasi Dua Sesi
Sejak awal diselenggarakannya F1 pada 1950 hingga 1996 silam, sesi kualifikasi diadakan dalam dua sesi.
Masing-masing sesi digelar dalam dua hari yang berbeda yaitu pada Jumat dan Sabtu, dan para pembalap tidak perlu mengikuti aturan apapun soal bahan bakar.
Format tersebut bertahan nyaris lima dekade, tapi tidak menjamin bahwa kedua sesi akan dipenuhi aksi apalagi kalau ada perubahan cuaca di antara Jumat dan Sabtu.
1996-2002: Sesi Kualifikasi Satu Jam
Untuk memastikan setiap sesi kualifikasi bisa menyajikan tontonan yang bagus secara konsisten, penyesuaian sesi kualifikasi pun dilakukan jelang musim balap F1 1996.
Kini, sesi kualifikasi hanya dilakukan dalam satu sesi selama satu jam di hari Sabtu di mana para pembalap hanya punya jatah 12 lap untuk mencetak waktu terbaik.
Alih-alih menyajikan aksi selama satu jam penuh, para penonton malah disuguhkan 'aksi' para tim dan pembalap yang tidak beranjak dari garasi masing-masing hingga akhir.
Pasalnya, mereka menunggu tim lain untuk 'membersihkan' racing line dan agar lintasan memiliki grip terbaik yang umumnya terjadi di akhir-akhir sesi.
Baca Juga: Sprint Qualifying Membuka Peluang George Russell Dapat Point Pertama untuk Tim Williams
2003-2004: One Lap Qualifying
Pada musim balap F1 2003, sesi kualifikasi pun diubah lagi untuk mencegah 'tunggu-menunggu' antar tim dengan memperkenalkan One Lap Qualifying atau kualifikasi satu lap.
Dalam format ini, para pembalap yang diurutkan sesuai posisi mereka di klasemen sementara hanya punya satu lap untuk mencatatkan waktu tercepat di hari Jumat.
Hal tersebut diulang lagi pada hari berikutnya, namun kini dimulai oleh pembalap paling lambat dan diakhiri oleh pembalap tercepat pada sesi kualifikasi sebelumnya.
Tidak hanya perubahan urutan, para pembalap juga wajib mencetak lap masing-masing dengan membawa beban bahan bakar yang sama dengan saat balapan nanti.
Meskipun terlaksana tanpa banyak masalah, F1 melakukan sedikit perubahan pada sistem One Lap Qualifying mereka di tahun berikutnya.
Yaitu pada urutan pada sesi kualifikasi pertama yang kini didasari oleh hasil balap pada seri sebelumnya, dan menyelenggarakan kedua sesi di hari yang sama yaitu Sabtu.
Namun, hal tersebut membuat para pembalap rentan sengaja melaju lebih lambat di sesi pertama agar mendapatkan urutan yang lebih menguntungkan di sesi kedua.
2005: One Lap Qualifying, Sistem Agregat
Setelah terkuaknya praktik tersebut, F1 kembali melakukan perubahan pada format One Lap Qualifying mereka jelang musim F1 2005 dengan menerapkan sistem agregat.
Dengan kata lain, perebutan pole position dilakukan dengan menggabungkan kedua catatan waktu yang dicetak para pembalap di dua sesi kualifikasi.
Namun, sistem ini tidak diterima dengan baik oleh fans maupun tim dan diganti dengan sistem yang lebih simpel setelah 6 balapan saja.
Untuk 13 balapan selanjutnya, pole position ditentukan oleh catatan waktu yang dicetak pada satu lap dengan membawa bobot bahan bakar untuk balapan.
2006-Sekarang: Kualifikasi Tiga Babak
F1 pertama kali menerapkan sistem kualifikasi yang terbagi dalam tiga babak yaitu Q1, Q2, dan Q3 pada musim balap 2006.
Dalam sistem ini, masing-masing pembalap paling lambat akan tereliminasi hingga akhirnya hanya tersisa 10 pembalap saja yang akan memperebutkan pole position.
Pada 2016, F1 sempat menambahkan sistem eliminasi di mana para pembalap punya celah waktu 5 menit untuk mencetak lap time tercepat sebelum pembalap paling lambat tereliminasi setiap 90 detik setelahnya.
Namun, format eliminasi terbukti tidak populer di kalangan tim dan fans sehingga hanya bertahan selama dua balapan pertama sebelum F1 kembali ke format kualifikasi tiga babak biasa.