GridOto.com - Situasi pandemi yang tak kunjung mereda memunculkan fenomena baru, yakni banyaknya orang kaya yang menjual rumahnya di kawasan elit macam Pondok Indah, Menteng, dan Kelapa Gading.
Menurut Lukas Bong, Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI), fenomena ini diperkirakan muncul karena masyarakat butuh uang (BU) dan terpaksa menjual aset mereka.
"Pandemi sudah nyaris 2 tahun, kondisinya memang tahun ini harusnya membaik, tapi kena lagi gelombang kedua yang paling parah. Buat businessman tidak tahan, caranya selamatkan perusahaan dengan melepas asetnya karena aset properti adalah investasi cukup besar," ujarnya dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (6/7/2021).
Lantas apakah fenomena yang sama muncul di ranah otomotif khususnya di segmen kendaraan roda empat?
Baca Juga: Inden Mobil Baru Bisa Saja Sebabkan Harga Mobil Bekas Naik, Begini Penjelasannya
Riski Maulana, General Manager (GM) showroom mobil bekas Fast Automobil di Bursa Mobil Bintaro, Tangerang Selatan, menyebut saat ini fenomena tersebut belum terjadi di pasar mobkas.
"Saat ini sih belum, tapi ada kecenderungan mengarah ke sana. Sebab ada beberapa konsumen yang sebelumnya beli mobil di kami, terus mereka ngabarin katanya mobilnya mau dijual kembali," ucap Riski saat dihubungi GridOto.com, Rabu (7/7/2021).
Senada dengannya Fajar Putra, Owner shworoom mobil bekas Dolan Kars di Bursa Mobil Binatro juga menyatakan tren lonjakan penjualan mobil bekas belum terjadi saat ini.
"Kalau di mobil bekas sih sejauh ini enggak ada ya. Mungkin karena mereka tahun lalu sudah jual mobilnya, dan sekarang mereka menjual rumahnya, bisa jadi kan?" tukas Fajar kepada GridOto.com, Rabu (7/7/2021).
Baca Juga: Fenomena Recall Mobil Baru, Apakah Berpengaruh Terhadap Penjualan dan Harga di Pasar Mobil Bekas?
Keduanya mengatakan, jika seandainya terjadi lonjakan masyarakat yang menjual mobilnya, showroom mobil bekas belum tentu akan bersedia mengambil unit tersebut.
Sebab, kondisi pasar mobil bekas saat ini juga sedang mengalami masa sulit, dimana showroom sedang merasakan penurunan penjualan akibat PPKM Darurat.
"Kalau dijual dengan harga murah, kami akan pikir-pikir buat ngambil. Tapi kalau hargnya normal atau beda tipis, kami enggak mau ambil. Karena kami juga lagi susah untuk jual unit," ucap Riski.