GridOto.com - Pembalap Scuderia AlphaTauri, Yuki Tsunoda sukses meraih finis terbaiknya di F1 Azerbaijan 2021 yang digelar pada Minggu (6/6) lalu.
ini hasil terbaik yang torehkan terbaiknya sebagai rookie di musim balap F1 2021, setelah finish kesembilan pada seri pembuka di F1 Bahrain 2021 (28/3).
Tapi bukannya senang, satu-satunya pembalap F1 dari benua Asia ini malah mengaku marah dengan dirinya sendiri.
"Terutama saat restart (akibat kecelakaan Max Verstappen), start-nya sendiri bagus tapi posisiku di lintasan tidak ada bagus-bagusnya sama sekali," ujar Tsunoda dikutip dari F1.com (8/6/2021) mengenai balapannya pada lap terakhir di sirkuti Baku.
Baca Juga: Yuki Tsunoda Kembali Bikin Helmut Marko Geram di F1 Monako 2021
"Aku mencoba untuk lebih agresif, tapi aku tetap kehilangan dua tempat, jujur aku tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk menghindari hal itu," imbuhnya.
Bisa dimaklumi apabila Tsunoda merasa kesal, mengingat akademi Red Bull yang menaunginya tidak dikenal sebagai instansi yang sabar menunggu hasil baik dari para pembalapnya.
Terlebih, Tsunoda merupakan satu-satunya wakil benua Asia di grid F1 pada musim balap 2021 ini.
Sejak pertama kali digelar pada 1950 silam, tidak banyak pembalap asal Asia yang bisa berlaga di F1.
Tercatat, hanya ada 25 pembalap asal Asia yang pernah mencicipi F1, 21 di antaranya berasal dari Jepang meskipun hanya 17 yang pernah memulai balapan.
Tidak heran, mengingat F1 cukup populer di Jepang salah satunya berkat keikutsertaan Honda sebagai pabrikan pertama asal Asia di ajang F1 baik sebagai tim maupun pemasok mesin sejak 1964.
Selain Jepang, hanya ada empat negara Asia lainnya yang pernah memiliki setidaknya satu wakil di kejuaraan dunia F1 yaitu India, Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Rio Haryanto menjadi satu-satunya pembalap Indonesia yang pernah berlaga di balap F1, yaitu saat membela tim Manor Racing pada 2016.
Berikut daftar pembalap asal Asia yang pernah membalap di kejuaraan dunia F1:
Indonesia
Rio Haryanto (2016)
Membalap untuk Manor Racing di musim balap F1 2016 dengan finis terbaik di posisi 15 pada F1 Monako. Rio hanya bertahan setengah musim sebelum digantikan oleh pembalap Prancis yaitu Esteban Ocon akibat kehilangan sponsor.
India
Narain Karthikeyan (2005, 2011-2012)
Pembalap pertama India di F1 saat membalap untuk tim Jordan pada musim F1 2005. Ia kembali ke F1 pada 2011 selama setengah musim dan semusim penuh pada 2012 bersama tim HRT.
Karun Chandhok (2010-2011)
Chandhok membalap semusim penuh bersama tim HRT pada F1 2010 dan hanya membalap sekali di tim Lotus pada musim berikutnya saat menggantikan Jarno Trulli di F1 Jerman 2011.
Baca Juga: Mengenal Pembalap Asia Tenggara Pertama di Formula 1, Ternyata Seorang Pangeran dari Thailand Lho
Malaysia
Alex Yoong (2001-2002)
Pembalap pertama dan, hingga kini, satu-satunya dari Malaysia yang pernah berkompetisi di F1. Membalap untuk tim Minardi sebagai pembalap pengganti di musim F1 2001 sebelum menjadi pembalap full-time pada musim 2002.
Thailand
Birabongse Bhanudej (1950-1954)
Lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Bira, ia adalah Putra Mahkota Thailand sekaligus pembalap pertama asal Negeri Gajah Putih tersebut di F1.
Alexander Albon (2019-2020)
Pembalap kelahiran Inggris keturunan Thailand yang membalap dengan lisensi balap Thailand. Membalap untuk tim Scuderia Toro Rosso pada musim balap F1 2019 dan tim Red Bull tahun berikutnya.
Jepang
Hiroshi Fushida (1975)
Secara teknis merupakan pembalap pertama Jepang yang berlaga di F1. Namun Fushida tidak pernah berhasil memulai dua balapan yang ia ikuti yaitu F1 Belanda (gagal start karena masalah mesin) dan F1 Inggris (gagal lolos kualifikasi).
Masahiro Hasemi (1976)
Masami Kuwashima (1976)
Seperti Fushida sebelumnya, Kuwashima gagal membalap bersama tim Williams pada F1 Jepang 1976 setelah sponsor miliknya menarik diri dan posisinya digantikan.
Kazuyoshi Hoshino (1976-1977)
Salah satu pembalap paling berprestasi dari Jepang, Hoshino hanya dua kali turun balapan di F1. Masing-masing di F1 Jepang 1976 di mana ia sempat bertengger di posisi ketiga sebelum gagal finis akibat masalah ban, dan F1 Jepang 1977 berhasil finis di posisi 11.
Noritake Takahara (1976-1977)
Seperti Hoshino di atas, Takahara hanya mengikuti dua balapan F1 sepanjang kariernya yaitu di F1 Jepang 1976 di mana ia finis di posisi terakhir, serta F1 Jepang 1977 di mana ia gagal finis.
Baca Juga: Sean Gelael Hadapi Mantan Pembalap F1 di Balap Ketahanan 8 Jam Portimao, Portugal, Minggu (13/6)
Kunimitsu Takahashi (1977)
Satoru Nakajima (1987-1991)
Pembalap Jepang pertama yang membalap secara full-time di F1. Pernah membalap untuk tim Lotus dan Tyrell serta menjadi rekan satu tim Ayrton Senna, hasil terbaik Nakajima di F1 adalah finis di posisi 4 dan mencetak fastest lap pada F1 Australia 1989.
Aguri Suzuki (1988-1995)
Pembalap Jepang pertama yang berhasil naik podium di kejuaraan dunia F1 yang ia raih bersama tim Larrousse di F1 Jepang 1990. Pernah membentuk tim Super Aguri F1 yang terbentuk pada 2006 dan bertahan hingga 2008.
Naoki Hattori (1991)
Lebih terkenal sebagai pembalap touring car dan jurnalis otomotif di Jepang, Hattori pernah dikontrak oleh tim Scuderia Coloni untuk F1 Jepang 1991 dan F1 Australia 1991, namun tidak jadi membalap akibat gagal menembus sesi pre-kualifikasi.
Ukyo Katayama (1992-1995)
Pembalap Jepang dengan start terbanyak di F1 yaitu 94. Musim terbaik-nya di F1 adalah pada 1994 di mana ia nyaris mencetak podium 3 di F1 Jerman 1994 sebelum terpaksa menghentikan mobilnya akibat masalah teknis.
Toshio Suzuki (1993)
Pemenang balap ketahanan Daytona 25 Hours, Suzuki hanya dua kali turun di ajang F1 yaitu pada F1 Jepang 1993 dan F1 Australia 1993.
Hideki Noda (1994)
Ayah dari pembalap muda wanita Juju Noda, Hideki hanya turun di tiga balapan terakhir pada musim F1 1994 bersama tim Larousse, tidak berhasil finis di satupun balapan tersebut.
Taki Inoue (1994-1995)
Sering disebut sebagai ‘pembalap terburuk di F1 sepanjang masa’ dan hanya finis 5 kali dari 19 balapan F1 yang ia ikuti. Inoue lebih dikenal sebagai pembalap yang dua kali ditabrak oleh safety car di dua balapan yang berbeda pada musim F1 1995.
Shinji Nakano (1997-1998)
Membalap bersama tim Ligier di musim F1 1997 dengan hasil terbaik finis di posisi 6 sebanyak dua kali, dan untuk tim Minardi pada musim F1 1998 di mana ia tidak mencetak satupun poin.
Toranosuke Takagi (1998-1999)
Meskipun terkenal cepat, Takagi gagal menampilkan potensi penuhnya di F1 karena membalap untuk dua tim papan bawah yaitu Tyrell di F1 1998 dan Arrows pada F1 1999.
Takuma Sato (2002-2008)
Terkenal sebagai rekan satu tim Jenson Button di BAR Honda dengan hasil terbaik podium tiga di F1 Amerika 2004. Kini membalap di ajang IndyCar di mana ia berhasil memenangkan balapan legendaris Indianapolis 500 dua kali.
Baca Juga: Lewis Hamilton 'Ngeblong' di F1 Azerbaijan 2021, Mercedes Bakal Revisi Sistem Rem 'Magic' Mobil W12
Yuji Ide (2006)
Rekan satu tim Takuma Sato di tim Super Aguri pada F1 2006. Lebih terkenal karena superlicense-nya dicabut setelah menabrak Christijan Albers hingga terguling pada lap pertama F1 San Marino 2006.
Sakon Yamamoto (2006-2007, 2010)
Yamamoto membalap di F1 sebanyak tiga musim, tiga-tiganya sebagai pembalap pengganti pada tujuh balapan terakhir masing-masing di tim Super Aguri (F1 2006), Spyker (F1 2007), dan HRT (F1 2010).
Kazuki Nakajima (2007-2009
Nakajima hanya berhasil finis 4 kali di zona poin sepanjang karirnya bersama tim Williams. Lebih terkenal sebagai pemenang balap ketahanan 24 Hours of Le Mans bersama Toyota.
Kamui Kobayashi (2009-2012, 2014)
Salah satu dari tiga pembalap Jepang yang pernah mencicipi podium di F1 berkat finis ke-3 di F1 Jepang 2012. Kobayashi terkenal sebagai pembalap yang konsisten mencetak poin dan tidak takut melakukan overtake.
Yuki Tsunoda (2021)
Pembalap F1 terbaru dari Jepang setelah 7 tahun, Tsunoda membalap untuk tim Scuderia AlphaTauri setelah menyelesaikan F2 2020 di posisi tiga klasemen pembalap.