GridOto.com - Meninggalnya Jason Dupasquier memperkuat kesan Moto3 sebagai kelas yang paling berbahaya di Grand Prix.
Kasus Jason Dupasquier menjadi salah satu kecelakaan fatal akibat perilaku 'liar' para pembalap Moto3 di atas trek.
Sebelum crash parah Jason Dupasquier, Moto3 sering jadi sorotan karena para pembalapnya 'ngeyel' untuk melakukan manuver berbahaya.
Bahkan, hukuman yang diberikan berulang kali tidak lantas membuat para pembalap Moto3 yang masih muda-muda ini jera.
Slipstream merupakan dasar dari hampir semua tindakan berbahaya yang dilakukan pembalap Moto3.
Baca Juga: Inilah Calon Pengganti Valentino Rossi di Tim Petronas Yamaha SRT Musim Depan
Saat time attack di sesi latihan atau kualifikasi, para pembalap suka melakukan slipstream agar bisa mencetak waktu bagus.
Bukan rahasia lagi, slipstream di kelas Moto3 paling punya keuntungan paling besar dibandingkan kelas-kelas lainnya.
Maka dari itu, di tiap seri sering banyak pembalap Moto3 yang sengaja melaju lambat agar tidak melaju di posisi terdepan.
Ada juga yang sengaja untuk menunggu pembalap lain lewat terlebih dahulu, agar bisa mengambil keuntungan dari slipstream.
Baca Juga: Hasil Moto3 Catalunya 2021: Pembalap Tim Indonesia Naik Podium, Sergio Garcia Jadi Pemenang
Dalam satu kesempatan, tidak cuma satu pembalap yang melakukan tindakan tersebut tapi langsung banyak pembalap secara bersamaan.
Saat balapan, kadang pembalap suka mengganti-ganti racing line secara brutal agar pembalap di belakangnya tidak mendapat slipstream.
Bahkan musim ini saat balapan ada pembalap yang jelas-jelas sengaja melambat, mempersilakan pembalap di belakangnya lewat, agar bisa mendapat slipstream kemudian merebut pimpinan balapan kembali di trek lurus menjelang finis.
Semua itu membuat para pembalap senior prihatin, salah satunya Franco Morbidelli yang menyebut bahwa para pembalap Moto3 sangat gila.
"Di Moto3 ada beberapa orang gila, komisioner seharusnya fokus lebih banyak ke kelas ini agar bisa membatasi manuver pembalap, berbahaya, kadang suka sengaja melambat sendiri di balapan. Ini kebiasaan berbahaya dan kita sudah melihat apa yang bisa terjadi," kata Morbidelli seperti dilansir GridOto.com dari Paddock-GP.
"Mereka semua benar-benar memberikan jiwanya bahkan lebih hanya untuk balapan. Seharusnya komisioner bekerja dengan lebih luar biasa lagi," jelasnya.
Pembalap veteran tim Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, juga mengaku kadang ketakutan melihat aksi para pembalap Moto3.
Baca Juga: Dua Pembalap Tim Repsol Honda Crash di MotoGP Catalunya 2021, Gimana Tanggapan Alberto Puig?
"Aku ketakutan melihat Moto3. Bagiku itu sangat berbahaya, kau selalu khawatir saat kau melihat balapannya," jelasnya.
Romano Fenati yang kini balapan di kelas Moto3 pun memberikan kritik mengenai tempatnya balapan.
Fenati yang dulunya bengal, kini sudah tidak pernah terlibat dalam aksi berbahaya lagi.
Bahkan. bersenggolan saat melaju bergerombol dengan banyak pembalap lain di lintasan membuatnya ketakutan.
"Balapan dengan kelompok besar sangat sulit dan gila. Aku dekat dengan podium, tapi beberapa senggolan membuatku kehilangan kepercayaan diri, motor Husqvarna-ku rusak di bagian depan. Fork-nya bengkok dan handling-nya jadi buruk," ungkap Fenati.