GridOto.com - Rencana percepatan pengembangan mobil listrik yang dicanangkan Nissan Motor Company semakin terlihat.
Apalagi setelah Nissan dikabarkan siap menggelontorkan dana sebesar 200 miliar Yen atau sekitar Rp 26,05 triliun untuk merealisasikan rencana tersebut (kurs 1 Yen = Rp 130, 31 Mei 2021).
Lantas apa sih yang dilakukan Nissan sampai-sampai harus mengeluarkan dana sebesar ini?
Melansir dari Reuters.com, Nissan Motor Company diketahui melakukan kerja sama dengan produsen baterai asal China, Envision AESC.
Dari kerja sama tersebut, kedua perusahaan sepakat untuk membangun baterai mobil listrik dengan menggelontorkan dana sebesar 200 miliar Yen atau Rp 26,05 triliun.
Adapaun pabrik baterai mobil listrik ini akan dibangun di dua negara, yakni Jepang dan Inggris.
Rencananya, dua pabrik baterai itu ditargetkan bisa dioperasionalkan pada awal 2024 mendatang.
Perkiraannya, dengan adanya dua pabrik baterai di Jepang dan Inggris, Nissan bisa meningkatkan produksi mobil listriknya hingga 700 ribu unit per tahunnya.
"Nissan akan terus mencoba untuk mempercepat pengembangan mobil listrik untuk mengurangi polusi carbon. Tapi kami belum bisa memberikan informasi detail terkait langkah-langkah yang akan dilakukan untuk saat ini," jelas juru bicara Nissan yang tidak diketahui namanya, dikutip dari Reuters.com.
Baca Juga: Foto Nissan Z Proto Versi Produksi Sudah Beredar, Tahun Ini Sudah Bisa Dipesan?
Pembangunan dua pabrik baterai listrik tersebut tentu akan menguntungkan Nissan di masa mendatang.
Mengingat baterai jadi salah satu komponen inti dan punya harga yang tergolong tinggi.
Bagaimana tidak, riset dan pengembangan baterai khusus untuk mobil listrik diketahui memerlukan dana yang tidak sedikit.
Ditambah bahan mentah yang diperlukan untuk membuatnya juga tidak bisa dibilang murah.
Jadi, kalau Nissa bisa memproduksinya sendiri, maka bukan tidak mungkin harga mobil-mobil listrik buatannya bisa semakin terjangkau di masa mendatang.