GridOto.com - Produk kembar kelima hasil kerja sama PT Toyota Astra Motor (TAM) dan PT Astra Daihatsu Motor (ADM), yakni Raize dan Rocky, mendapatkan respons positif dari konsumen Tanah Air.
Keduanya berhasil membukukan ribuan Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) sejak diluncurkan di Indonesia pada Jumat (30/4/2021) lalu.
Raize berhasil membukukan 2.914 SPK terhitung hingga 20 Mei 2021 sejak diluncurkan.
Sementara Rocky sebanyak 1.168 SPK terhitung hingga 22 Mei 2021 sejak resmi mengaspal di Tanah Air.
Baca Juga: Evolusi Daihatsu New Global Architecture di Rocky Punya 3 Pilar Utama
Konsumen yang ingin memiliki produk kembar ini pun harus rela inden berbulan-bulan terlebih dahulu.
Untuk Raize lama inden diklaim mencapai September 2021, sedangkan Rocky hingga Juli 2021, tergantung varian dan warna yang diminta oleh konsumen.
Karena inden Raize lebih lama, apakah Daihatsu bakal mengalah demi menggenjot produksi Raize?
Mengingat keduanya sama-sama diproduksi di pabrik ADM yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
Baca Juga: Inden Mengular Hingga September 2021, Toyota Akan Tingkatkan Produksi Raize?
Amelia Tjandra, Marketing Director dan Corporate Planning & Communication ADM mengatakan, bahwa produksi Raize dan Rocky sudah ditetapkan dan tidak bisa sembarangan diubah.
"Rencana produksi (Raize dan Rocky) sudah ditentukan, jadi tidak bisa seperti buat roti, karena menyangkut 1.500 vendor," kata Amel kepada GridOto.com, Kamis (27/5/2021).
Meski begitu, Daihatsu tetap melakukan berbagai upaya guna memaksimalkan produksinya, meski masih berada di situasi pandemi Covid-19.
"Kapasitas produksi awal 530 ribu per tahun, karena Covid-19 jadi 330 ribu per tahun," imbuh Amel.
Baca Juga: Pilihan Aksesori Resmi Daihatsu Rocky, Paketannya Mulai Rp 21 Juta
"Kemudian Daihatsu lakukan improvement dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan, kapasitas produksi jadi 460 ribu per tahun," tuturnya.
Amel menambahkan, saat ini produksi di pabrik Daihatsu belum bisa kembali ke kapasitas awal.
"Belum bisa balik ke jumlah kapasitas produksi sebelum Covid-19, karena kesehatan karyawan jadi prioritas ADM, proses produksi harus ikut protokol kesehatan," pungkas Amel.