GridOto.com - Transaksi jual beli lewat kanal e-dagang, termasuk untuk produk-produk otomotif terus meningkat di Indonesia.
Mengutip data Kementerian Perdagangan (Kemendag), transaksi lewat e-dagang atau e-commerce nilainya terus tumbuh, dari Rp 255 Triliun di 2019 menjadi Rp 429 Triliun di 2020.
Bahkan, pertumbuhannya diprediksi akan terus naik hingga mencapai Rp 1.800 Triliun di 2025.
Melihat besarnya potensi penjualan di sana, Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) menilai penjualan secara digital pada saat ini sebuah keharusan yang harus dijalankan pelaku UMKM dalam menjangkau konsumen.
Baca Juga: Dealer Baru Gelis di Sidoarjo Resmi Dibuka, Siap Dukung Pelaku UMKM di Kota Delta
"Kami sudah banyak belajar saat pandemi, kalau tidak ada teman-teman marketplace, hancur lebur kami, tidak bisa jualan," kata Ketua Akumindo Ikhsan Ingratubun saat diskusi yang diselenggarakan Kompas, Selasa (25/5/2021).
Namun, dari sekian banyak pelaku UMKM yang ada di Indonesia, Ikhsan menyebut masih banyak yang belum merambah ke dunia digital.
"Dari 64 juta unit usaha UMKM, sekarang pemainnya (di dunia digital) baru sekitar 15 juta sampai 16 juta. Ini akan bertambah banyak didunia digital," sambung Ikhsan.
Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi kendala bagi pelaku UMKM untuk masuk ke penjualan digital.
Baca Juga: Dealer Gelis Bali Nusra Resmi Dibuka, Siap Dukung Sektor UMKM di Pulau Dewata
"Yaitu persoalan umur dan proses penjualan yang bertambah ketika menjual ke konsumen," kata Ikhsan.
"Dunia digital ini sebenarnya menambah proses, (lebih) repot dibanding jualan konvensional. Makanya (pelaku UMKM) umur 45 tahun ke atas sudah enggan masuk dunia digital, dia suruh anaknya saja yang punya waktu," papar Ikhsan.
Untuk itu, ia berharap pemerintah membuat regulasi yang lebih memudahkan pelaku UMKM, terutama untuk bersaing dengan produk-produk impor yang harganya sangat murah.
"Pemerintah harus membantu mengupayakan produk UMKM lokal agar bisa bersaing di situs e-dagang, terutama melawan produk-produk impor," tutupnya.