Ini Pengaruh Perkembangan Teknologi Mesin Mobil Terhadap Bahan Bakar

Dwi Wahyu R. - Rabu, 7 April 2021 | 12:56 WIB

Ilustrasi pembakaran di dalam mesin bensin (Dwi Wahyu R. - )

GridOto.com - Teknologi mesin mobil di Indonesia terus berkembang.

Ingat enggak, pada dekade 1990-an mesin mobil dengan sistem bahan bakar injeksi jadi primadona karena lebih unggul di tenaga dan efisien dalam mengolah bahan bakar dibanding mesin karburator.

Atau ketika pemerintah Indonesia menerapkan standar emisi Euro2 pada 2007, mesin mobil dengan sistem bahan bakar karburator harus rela dihentikan produksinya.

Gantinya hadir mesin mobil injeksi dengan sistem closed loop, tambahan catalytic converter, dan hadirnya teknologi katup variabel seperti VVT-i, VTEC, MIVEC, dan CVTC.

Shell
Dr Andreas Schaefer, Shell Senior Fuel Scientist saat Peluncuran Shell V-Power Nitro+

Baca Juga: Ruang Bakar Banyak Kerak Karbon, Ini Efeknya Pada Mesin Mobil

Kini standar emisi Euro4 sudah diterapkan sejak 2018 dan teknologi baru seperti direct injection dan aplikasi turbocharger di mesin berkapasitas kecil sudah dinikmati konsumen Indonesia.

"Evolusi mesin saat ini lebih memperhatikan emisi gas buang yang lebih ketat dengan tetap mengedepankan efisiensi mesin, dan menjadikan mesin semakin bertenaga," jelas Dr. Andreas Schaefer, Senior Fuel Scientist Product & Technology Shell Global dalam acara launching bahan bakar baru Shell V-Power Nitro+ (7/4).

"Namun, di sisi lain hal ini juga membuat mesin lebih mudah terekpos terhadap endapan residu hasil pembakaran dan energi yang terbuang akibat gesekan panas, sehingga bisa mengurangi performa dan efisiensi mesin pada akhirnya," lanjut pria yang bermarkas di Shanghai, China ini.

Menurutnya, perkembangan teknologi dan aturan emisi gas buang ini membuat faktor bahan bakar menjadi sangat penting.

Ryan Fasha/GridOto.com
Ilustrasi ruang bakar mesin mobil yang dipenuhi endapan atau kerak karbon sisa pembakaran

Baca Juga: Hindari Asal Pakai Bahan Bakar Kalau Ingin Mobil Lolos Uji Emisi

Mobil saat ini mesti menggunakan bahan bakar yang sesuai spesifikasi dan berkualitas tinggi.

"Bukan cuma memiliki nilai oktan tinggi untuk menghasilkan pembakaran yang efisien, tapi harus bisa membersihkan mesin dari endapan residu hasil pembakaran atau gesekan panas," terangnya lagi.

Bila Anda menggunakan bahan bakar kualitas yang kurang baik, maka dapat menyebabkan deposit dalam mesin lebih mudah terbentuk.

Selain itu, gesekan antar komponen internal mesin menjadi lebih tinggi sehingga mengakibatkan kondisi mesin kurang optimal.