GridOto.com - Tesla tampaknya menghadapi masalah baru, yakni kekurangan bahan baku berupa nikel yang dibutuhkan dalam pembuatan baterai untuk Model 3 Standard Range.
Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Tesla, Elon Musk melalui cuitan di akun Twitternya @elonmusk pada Februari (26/02/2021).
"Nikel menjadi perhatian terbesar kami dalam meningkatkan produksi baterai iithium-ion," cuit Elon.
Adanya masalah itu membuat Elon Musk memutuskan untuk memilih alternatif yang ada, yakni menggunakan baterai tipe lain.
Baca Juga: Tesla Model 3 yang Jadi Mobil Korlantas Polri Bisa Buat Kejar Penjahat atau Cuma Buat Patroli?
Nickel is our biggest concern for scaling lithium-ion cell production. That’s why we are shifting standard range cars to an iron cathode. Plenty of iron (and lithium)!
— Elon Musk (@elonmusk) February 25, 2021
"Itulah mengapa kami beralih menggunakan katoda berbahan besi (baterai lithium iron phosphate) pada mobil listrik (Tesla Model 3) tipe Standard Range. Alasannya karena jumlah bahan baku besi dan lithium sangat melimpah," ungkap Elon.
Melansir dari Carscoops.com, baterai lithium iron phosphate atau LFP sebetulnya sudah digunakan pada Tesla Model 3 Standard Range yang dipasarkan di China.
Penggunaan baterai ini juga diduga menjadi salah satu alasan Model 3 Standard Range bisa dijual dengan harga lebih terjangkau di Negeri Tirai Bambu.
Berarti, ada kemungkinan harga Tesla Model 3 Standard Range nantinya bisa turun karena menggunakan baterai LFP.
Selain itu, penggunaan baterai LFP juga bisa menguntungkan Tesla, sebab mereka tidak perlu lagi melakukan penghentian sementara produksi mobil listriknya di masa mendatang.