GridOto.com - Berkendara melawan arah merupakan salah satu pelanggaran yang paling umum ditemukan di jalanan kota-kota besar, utamanya oleh pengguna motor.
Saking seringnya, bisa dibilang nyaris mustahil seorang pengguna jalan tidak pernah melihat pemotor melawan arah sepanjang hidupnya di jalan.
Hal tersebut diiyakan AKP Gede Oka Sukamto Kanit Lantas Kebon Jeruk Polres Jakarta Barat.
Ia yang mengaku sudah terlalu sering menindak pemotor yang melawan arah.
“Karena mayoritas penindakan yang saya lakukan itu karena si pemotor nekat melawan arah,” ujarnya kepada GridOto.com (29/2/2021).
Baca Juga: Street Manners: Ada Aturannya, Jangan Terlalu Ngebut dan Terlalu Pelan di Jalan Tol
Ia mengatakan, kebanyakan pemotor yang ia tindak akibat melawan arah mengaku melakukannya karena malas mencari tempat putar balik yang benar dan ingin memotong jarak tempuh.
“Misalnya, banyak pemotor yang melawan arus melalui kolong flyover Jalan Panjang dari Jalan Arjuna Selatan karena ingin langsung memotong ke Jalan Perjuangan, Jakarta Barat,” ujar AKP Gede.
“Padahal putaran balik yang benar itu hanya 700 meter dari sana,” imbuh pria yang hobi touring naik Yamaha NMAX tersebut.
Ia pun mengingatkan, pengguna jalan yang masih bandel melawan arah bisa dikenakan denda maksimal Rp 500 ribu.
Hal tersebut berdasarkan pasal 287 ayat 1 dari UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berbunyi.
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf a atau Marka Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
“Berkendara melawan arah itu membahayakan diri sendiri dan orang lain, jangan sampai tidak bisa pulang ke rumah bertemu keluarga lagi hanya karena perkara malas,” pungkas AKP Gede.