GridOto.com - KTM RC 250 merupakan sport fairing asal Austria yang mengaspal di Tanah Air sejak 2015 lalu.
Sport fairing yang dibawa oleh PT Penta Jaya Laju Motor (PJLM) sebagai Agen Pemegang Merek (APM) di Indonesia, berstatus Completely Built Up (CBU) atau diimpor secara utuh dari pabrik KTM di India.
Untuk bagian dapur pacunya, KTM RC 250 mengusung mesin 249 cc satu silinder berpendingin cairan.
Dengan mesin tersebut, tenaga maksimal yang dihasilkan mencapai 31,3 dk pada 9.000 rpm dan torsi maksimal 24 Nm pada 7.250 rpm.
Baca Juga: Seken Keren: Kepincut KTM RC 250 Seken? Intip Dulu Nih Pajak Tahunannya
Nah, buat yang tertarik meminang KTM RC 250, tidak ada salahnya untuk mengetahui biaya servis motor ini di bengkel resmi.
Karmanto, selaku Deputy Aftersales Service Department PJLM mengatakan, untuk servis berkala KTM RC 250 kurang lebih menghabiskan biaya Rp 150 ribu.
"Biaya tersebut belum termasuk penggantian oli dan part yang perlu diganti saat servis," kata pria yang akrab disapa Momon kepada GridOto.com belum lama ini.
Ia menjelaskan, bengkel resmi menganjurkan untuk menggunakan Motul 7100 untuk penggantian oli KTM RC 250.
"Olinya pakai Motul 7100 dengan kapasitas 1,7 liter. Itu harganya Rp 375 ribu," terang Momon.
Menurut Momon, interval atau jarak penggantian oli tersebut bisa mencapai 5.000 km.
"Motul 7100 ini bisa tahan sampai 5.000 km, penggantian oli idealnya dibarengi juga dengan penggantian filter oli. Untuk filter oli harganya Rp 50 ribu," sambung Momon.
"Jadi jika mau beli RC 250 seken kemudian mau servis dan ganti oli di bengkel resmi, biayanya sekitar Rp 500 sampai Rp 600 ribu," sebutnya.
Baca Juga: Seken Keren: KTM RC 250, Motor Sport Fairing 250 cc Anti-Mainstream yang Sekennya Sudah Terjangkau
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa untuk servis besar KTM RC 250 di bengkel resmi dibanderol Rp 600 ribu.
Harga tersebut belum termasuk penggantian spare part.
"Servis besar meliputi pembersihan ruang bakar, skir klep, sama pengecekan kampas kopling dan plat kopling," jelasnya.
"Servis besar baiknya dilakukan di 20.000 hingga 25.000 km, atau mau lebih cepat di 15.000 km itu lebih bagus," pungkas Momon.