GridOto.com - Tidak seperti mobil konvensional, mobil listrik menggunakan daya yang tersimpan di baterai untuk menggerakkan mobil.
Penggunaan energi listrik tersebut membuat mobil listrik tidak mengeluarkan emisi tailpipe apapun dengan emisi suara yang tidak kalah sedikit.
Kalau dari performa jarak tempuh, mobil listrik modern bisa dibilang lebih efisien daripada mobil bensin konvensional.
Tapi mobil listrik juga harus efisien dalam mengelola energinya dan tidak ada yang terbuang percuma.
Salah satu cara pabrikan membuat mobil listrik, dan juga mobil hybrid, sedikit lebih efisien adalah memasang sistem pengereman regeneratif.
Baca Juga: Alat Uji Emisi Gas Buang Mobil Diesel Harus Dijepit, Ini Alasannya
Dilansir dari artikel electrek.co dan autoguru.com.au, prinsip pengereman regeneratif adalah menggunakan energi kinetik mobil untuk menghasilkan sedikit daya listrik kembali ke baterai.
Ketika mobil berjalan, mobil menghasilkan banyak energi kinetik, dan semakin banyak saat kecepatan (velocity) bertambah.
Pada mobil konvensional dengan sistem rem konvensional, energi kinetik mobil diubah menjadi panas ketika mengerem.
Panas tersebut tidak dapat digunakan kembali dan terbuang percuma ke alam bebas, sama seperti dengan debu kampas rem.
Nah pada sistem regeneratif, motor elektrik mobil listrik atau hybrid berubah fungsi menjadi generator listrik.
Baca Juga: Intip Kembali Cara Kerja Fuel Cell Hidrogen, Emisinya Cuma Air
Ketika mobil listrik atau hybrid direm, motor listrik berputar mengkonversi energi kinetik mobil menjadi daya listrik untuk baterai.
Saat mobil berakselerasi kembali, mobil akan menggunakan daya listrik yang di dapat dari sistem regeneratif ketimbang simpanan daya listrik di baterai.
Perlu digarisbawahi bahwa sistem pengereman regeneratif lebih efektif digunakan saat mengemudi start-stop di daerah perkotaan atau suburban.
Kalau sobat bawa mobil elektrik di tol atau nanjak, dimana pedal yang diinjak hanya gas, maka sistem regeneratif tidak berpengaruh sama sekali.