GridOto.com - Meski ukurannya kecil, ternyata ada beberapa fakta menarik soal baut, dari arti namanya hingga arti namanya!
Buat kamu yang senang ngoprek kendaraan sendiri, dijamin enggak asing sama yang namanya baut.
Tapi kepikiran enggak sih kenapa namanya itu baut. Bukan beot, bowut, betu, atau apalah...
Nah ini salah satu fakta menariknya, ternyata nama baut itu berasal dari dua bahasa lho!
Baca Juga: Pakai Kunci Torsi untuk Kencangkan Baut Mobil, Bagian Mana Saja?
Yang pertama dari bahasa Inggris lho yaitu bolt, lalu dari bahasa Belanda yaitu bout.
Wajar sih, banyak istilah serapan dari bahasa Belanda di dunia otomotif seperti kopling, noken as, laher, seher, busi, dan masih banyak lagi.
Nah beralih ke fakta berikutnya, benarkah kualitas baut bisa dilihat dari warnanya?
Sama-sama dibuat dari logam, ada baut yang berwarna hitam gelap, perak mengkilap, abu-abu kusam, abu-abu kinclong, kuning, hingga warna-warna 'ajaib' seperti merah, biru, hijau anodized.
Pemberian warna untuk baut ini memang enggak asal karena menentukan akan dipakai di komponen apa.
Jadi jangan asal tukar pasang baut meski ukurannya sama nih, karena sudah ada spesifikasinya masing-masing.
Paling umum di kendaraan produksi massal adalah baut berwarna agak gelap terbuat dari baja hitam.
Meski terlihat dekil enggak kinclong, baut dari baja hitam ini diyakini lebih kuat dari bahan lain sehingga sering dipakai untuk cylinder head atau kruk as karena lebih tahan panas mesin dan tidak gampang memuai.
Lalu ada baut yang berwarna kekuningan yang banyak dikira dibuat dari bahan kuningan. Ternyata enggak Sob...
Ternyata warna kuning itu hanya sepuhan, karena aslinya baut dan mur berwarna kuning itu terbuat dari besi biasa saja.
Begitu juga dengan baut-baut warna warni yang ada di pasaran, biasanya terbuat dari besi biasa yang jelas kalah kualitasnya dengan baut dari baja hitam.
Baut dengan material baja lebih kuat ketimbang besi karena proses pembuatannya melalui tahap pengecoran dalam kondisi baja masih cair lalu didinginkan.
Sehingga baut dari baja hitam tidak ada rongga dan lebih padat, efeknya lebih kuat meski secara bobot jelas jadi lebih berat.
Tapi di atas baja, ada lagi yang lebih superior yaitu baut dengan bahan titanium.
Baut ini dipakai di motor balap seperti MotoGP dan warnanya justru enggak warna-warni lho!
Kalau ada yang menjual baut warna kebiruan dengan embel-embel baut titanium justru itu baut baja atau besi yang disepuh saja.
Di motor balap baut titanium sudah sangat diperlukan karena tahan korosi dan lebih ringan dari stainless steel tapi kekuatan beban puntirnya jauh lebih tinggi.
Baut titanium ini ternyata dibuat untuk pesawat terbang dengan kode 6AL-4V (grade 5) yang berarti titanium tersebut berupa alloy yang dipadukan dengan 6% alumunium dan 4% vanadium.
Baut titanium ditawarkan dalam berbagai bentuk, seperti flanged hex head bolts, tapered hex socket bolts and hex socket dome head bolts (fairing bolts).
Menariknya, HRC (Honda Racing Corporation) divisi balap dari Honda menjual baut yang juga dipakai di motor RC213V MotoGP.
Paling murah baut ukuran 14 dihargai 11.664 Yen atau sekitar Rp 1,4 juta.
Sedangkan baut ukuran 25 paling mahal dengan harga sekitar 1,75 juta Rupiah, Sob!
Tapi wajar saja bautnya mahal karena memang peruntukannya buat balapan kelas 'raja'.
Kalau motor harian pakai baut titanium ya sebenarnya boleh saja, tapi masalahnya mampu belinya enggak?
Kalaupun mampu belinya, bisa susah parkir dengan tenang tuh karena rawan dipreteli, hehehe...