GridOto.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah mengeluarkan Peraturan Dirjen Perhubungan Darat Nomor: KP.972/AJ.502/DRJD/2020 tentang Fasilitas Tanggap Darurat Kendaraan Bermotor yang ditetapkan pada 18 Februari 2020 lalu.
Dalam peraturan tersebut, mobil-mobil baru yang dipasarkan di Indonesia diwajibkan untuk dilengkapi dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Aturan ini dikeluarkan mengingat insiden kebakaran mobil yang disebabkan sejumlah faktor masih kerap terjadi di Indonesia.
Dengan tersedianya APAR, maka pengemudi bisa langsung bergerak cepat untuk memadamkan titik api yang tiba-tiba muncul di mobilnya sebelum membesar.
Baca Juga: Sekarang Mobil Baru Harus Dilengkapi APAR, Tapi Sudah Tahu Cara Padamkan Api Belum? Simak Nih
Meski demikian, pemilik tidak bisa asal memilih jenis APAR yang nantinya dipasangkan di mobil miliknya.
Dari sekian jenis APAR yang dijual, jenis Karbon Dioksida (CO2) ternyata tidak disarankan untuk dipasangkan di mobil.
Ada pertimbangan tertentu yang harus diperhatikan pemilik mobil jika ingin menggunakan APAR jenis CO2.
Menurut pemilik supplier APAR CV Agung Jaya Sejahtera Pondok Aren, Agung Budhy Hambaka, penyimpanan APAR jenis CO2 di mobil memiliki risiko bahaya bagi pengemudi dan penumpang.
"Gas CO2 tidak berwarna. Kalau terjadi kebocoran tidak akan terlihat," kata Agung kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.
Agung menambahkan, kebocoran gas CO2 dari APAR yang memenuhi kabin mobil dalam kondisi tertutup bisa berbahaya bagi pengemudi dan penumpang.
"Orang di dalam mobil bisa kesulitan bernafas, bahkan bisa menyebabkan kematian," imbuhnya.
Selain itu, penggunaan APAR jenis CO2 harus dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman dalam proses memadamkan api.
"Tekanan udara CO2 di dalam tabung sangat tinggi. Tidak seperti APAR serbuk atau foam," ucap Agung.
Baca Juga: Mobil yang Memiliki APAR Tidak Boleh Parkir di Bawah Teriknya Matahari, Mitos atau Fakta?
Agung melanjutkan, jika seseorang tidak terbiasa dengan APAR jenis CO2, tekanan tinggi dari dalam tabung bisa membuat nozzle terpental.
"Gas CO2 juga sifatnya sangat dingin. Salah pegang, kulit telapak tangan bisa lengket menempel di nozzle," tutupnya.