GridOto.com - Di MotoGP bukan cuma motornya saja yang prototipe, bannya juga prototipe dimana Michelin memasok ban khusus yang tidak diproduksi massal.
Ban yang dipasok Michelin untuk MotoGP tidak dipakai untuk ajang balap motor lain.
Karakternya juga beda dengan ban slick di ajang balap motor lainnya yang dijual secara umum.
Pemakaian ban slick di jalanan umum jelas berbahaya, tapi ban slick MotoGP punya beberapa karakter khusus yang memang membuatnya sangat tidak cocok buat dipakai orang pada umumnya.
Baca Juga: Ditempel Berbagai Sensor, Seperti Ini Gaya Maverick Vinales Saat Berlatih Jelang MotoGP 2021
Berikut beberapa alasan ban slick MotoGP tidak cocok dipakai di jalan raya.
Suhu
Suhu ban MotoGP bisa bekerja pada suhu 100-120 derajat Celcius.
Itu angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan suhu ban yang bisa dijangkau oleh pengendara biasa di jalan raya, meskipun melaju dengan kecepatan tinggi dan tanpa kemacetan sekalipun.
Apalagi kalau ada macet, ban akan turun suhunya dan menjadi tidak efektif dipakai.
Mekanik di MotoGP bahkan harus menghangatkan bannya dulu sebelum dipakai pembalap melaju di trek.
Siklus panas
Baca Juga: Hubert Auriol Meninggal Dunia, Orang Pertama Juara Reli Dakar Kategori Motor dan Mobil Nih
Siklus panas yang dimaksud ini adalah naik-turunnya suhu ban untuk tetap bisa dipakai.
Ban biasa akan memanas sampai memunculkan warna tertentu ketika terlalu panas.
Itu adalah indikasi ban mengeluarkan minyak, yang mana kompon ban memang mengandung minyak.
Setelah tidak dipakai, ban akan kembali ke semula.
Ban biasa bisa menjalani siklus itu sampai ribuan kali, artinya bisa terus dipakai meski suhunya melalui siklus naik-turun suhu ribuan kali.
Sedangkan ban balap bisa melalui siklus 8 sampai 10 kali, bahkan MotoGP cuma 4 kali.
Baca Juga: Kalender MotoGP 2021 Berubah, MotoGP Argentina dan Amerika Batal, MotoGP Mandalika Masuk?
Bayangkan pengendara cuma memakai 1 ban MotoGP untuk 4 kali perjalanan.
Meskipun tidak sampai rusak, grip ban MotoGP akan turun drastis jika dipakai melebihi siklus tersebut.
Mudah Rusak
Permukaan ban slick MotoGP mempunyai karakter seperti karet penghapus yang akan terdegradasi dengan mudah ketika menyentuh aspal.
Karakter ini dipakai mengejar grip maksimal, dan memang didesain cukup untuk sekali melakukan balapan.
Jika lebih, ban akan hancur dan tentu itu berbahaya jika dipakai di jalan raya.
Baca Juga: Crash Parah di Stage 7, Ada Lagi Pembalap Koma di Reli Dakar 2021
Cuaca
Nah ini yang pasti banyak diketahui orang, mengapa ban slick khususnya ban MotoGP tidak bisa dipakai di jalan raya.
Ban slick hanya bisa dipakai di aspal kering, dan akan sangat licin dipakai di atas jalan basah.
Sedangkan ban motor umumnya punya ulir yang akan membelah air atau mengalirkan air agar ban tidak kehilangan grip.
Pengaturan suspensi
Pemakaian ban slick MotoGP harus disesuaikan dengan setup motor, khususnya suspensi.
Di motor MotoGP, motor akan di-setting sedemikan rupa agar sempurna dan bisa memaksimalkan kemampuan sekaligus keawetan ban.
Baca Juga: Bikin Marc Marquez Tertawa, Alex Marquez Rela Gunakan Kostum Minion Sambil Naik Honda RTL 250
Kalau motor biasa ya asal dipakai saja, kalau memakai ban MotoGP tentunya akan membuat ban tidak awet dan tidak optimal.
Ngapain sih pakai ban slick? Mau jadi bang jago?
Jelas, tidak usah aneh-aneh pakai ban slick segala di jalan raya.
Memang mau menang atau apa?
Banyak jeleknya daripada manfaatnya kalau dipakai harian.
Ban jalan raya sudah bagus
Baca Juga: Lebih Ketat! Ini Aturan Untuk Datang ke Tes Pramusim MotoGP 2021 di Sepang
Meski gripnya tak sebagus ban MotoGP, ban jalan raya saat ini cukup mumpuni dipakai di kecepatan tinggi.
Sekarang banyak ban yang punya kemampuan tinggi untuk memanjakan pencinta kecepatan.
Beda halnya dengan 20-30 tahun lalu dimana ban jalan raya hanya bisa dipakai untuk pelan-pelan saja.