Otojadul: Turing Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI) Kocar-kacir Diwarnai Serudukan Kawanan Sapi

Dida Argadea - Senin, 4 Januari 2021 | 13:20 WIB

Ilustrasi turing Harley-Davidson (Dida Argadea - )

GridOto.com - Di akhir bulan Juli hingga Agustus 1999, anggota klub HDCI (Harley-Davidson Club Indonesia) mulai sibuk menyiapkan tunggangan masing-masing.

Soalnya pada tanggal 20-27 Agustus, mereka akan melakukan turing dari Jakarta ke Bukittinggi.

Saat itu tujuannya adalah untuk peletakan batu pertama pembangunan monumen Pemerintah Darurat Republik Indonesia dan Perang Rakyat Semesta.

Baca Juga: OtoJadul: Mengulas Kelir Merah Khas Ferrari, Mulai dari Warna Favorit Sang Pendiri Hingga Makna di Baliknya

Akhirnya tanggal yang dinanti tiba, pukul 09.00 WIB rombongan dilepas oleh Jenderal Besar AH Nasution di Simpang Monas, Jakarta.

Rombongan dipimpin oleh ketua HDCI yang saat itu dijabat KRTH Drs. H.Herman Sarens Soediro.

Perjalanan berlangsung lancar hingga iring-iringan tiba di Bandar Lampung.

Keesokan harinya deruman 76 unit Harley-Davidson dan 20 mobil pengiring melesat menuju Bengkulu.

Dalam perjalanan inilah akhirnya terjadi beberapa insiden, termasuk insiden dengan hewan sapi.

Beberapa kilometer sebelum masuk Bukit Kemuning, Joko Prihantono yang menunggang Road King Police bersenggolan dengan mobil.

Baca Juga: Otojadul: Diluncurkan Pada 1997 Inilah Kiprah Suzuki Satria 120 di Indonesia, Bebek Super di Masanya

Tak lama di antara Desa Tais hingga Manna, rombongan dikejutkan dengan geromoblan sapi yang berlarian.

Rupanya sapi-sapi itu panik mendengar deruman mesin HD juga sirene yang berasal dari rombongan turing.

Sapi yang panik kalang kabut hingga arah larinya tak terprediksi dan mserudukan membabi buta tak bisa dihindari.

Korban serudukan sapi ngamuk pun berjatuhan.

Antara lain, Biyakto TrikorPutra Sudomo, Budi Zeus dan Muslim Kamil.

Bikers lain, terpaksa kocar-kacir menghindar amukan hewan yang dagingnya enak dimakan itu.

Baca Juga: Otojadul: Cerita Yamaha Touch 125, Konsumen Sempat Resah karena Dealer Maksa Motor Dikembalikan

Ya gimana, meski naik motor gede tapi ukuran sapi juga enggak kalah gede kan, apalagi sapinya juga gerombolan, ngeri-ngeri sedap deh.

Insiden dengan sapi bukan yang terakhir.

Setelah peristiwa tadi, menjelang kota Manna, Kapitan Djahron mengalami kerusakan pada sistem remnya.

HD Heritage Softailnya terpaksa mencium truk yang datang dari arah berlawanan.

"Sepatbor dan bumper truk ringsek, motor saya lampunya pecah dan sokbreker bengkok." jelas Djahron, dikutip dari tabloid OTOMOTIF edisi no.19/IX Senin 13 September 1999.

Untunglah, begitu kejadian lewat, perjalanan menuju kota lainnya terasa aman, tenang dan nyaman.

Suasana ini berlangsung terus hingga memasuki Padang yang disambut kapolda setempat di halaman Mapolda Sumatra Barat.

Keesokannya, rombongan bergerak menuju TVRI Padang.

Baca Juga: OtoJadul: Promo Akhir Tahun 1974, Honda CB100 Diskon Rp 23 Ribu, C70 Diskon Rp 30 Ribu, Harga Motornya Berapa Sih?

HDCI menyerahkan santunan kepada salah satu yayasan panti asuhan anak yatim piatu di kota yang memiliki moto Tuah Sakato ini.

Sebelum serah terima, Herman Sarens pun memberi kata sambutan, "HDCI jangan dilihat dari tampilan luar. Rambut boleh gondrong, tampang mungkin sangar, aksesori metal, rantai bergelantungan, tapi mendapat tempat di hati rakyat," katanya.

Acara selesai, barudak Harley melanjutkan perjalanan ke tujuan asal.

Istirahat satu malam, rupanya sudah cukup memperbaiki jaringan otot di badan.

Rombongan pun langsung melaksanakan peletakan batu.

Lokasinya sendiri berada di Tanah Harau, kabupaten Limapuluh Koto.

Baca Juga: Otojadul: Ingat Kymco Jetmatic? Lima Hari Setelah Dirilis Langsung Sabet Rekor MURI Lho

Perjalanan panjang ini memang melelahkan.

Tak heran jika terjadi beberapa kali insiden lantaran turunnya stamina.

Korban terakhir saat pulang adalah kendaraan OTOMOTIF yang melintir dua kali dan berhenti di dalam parit.

Memang sih ya, namanya turing tu ada aja deh momennya.

Tap itu juga yang bikin turing jadi nagih, setuju enggak?