GridOto.com- Sejarah kemacetan kawasan wisata Puncak, Bogor memang panjang.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah dan kepolisian untuk mengurainya.
Seperti adanya jalur searah pada saat liburan dan weekend.
Namun, sepertinya belum mampu mengurai titik-titik simpul kemacetan di jalur wisata ini.
Untuk itu Kementerian Perhubungan telah merencanakan melakukan berbagai upaya untuk mengurainya.
Baca Juga: Demi Urai Kemacetan di Puncak Bogor, BPTJ Akan Terapkan Sistem Ganjil-genap, Tapi…
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan selain menerapkan ganjil-genap, pihaknya akan melakukan beberapa hal.
“Berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan yang sifatnya adalah jangka pendek seperti Buka tutup jalan, satu arah," katanya.
Badan Pengelola Trasnportasi Jabodetabek (BPTJ) dan pemangku kepentingan lainnya khususnya polisi dan Pemda juga berupaya melakukan rekayasa lalu lintas.
"Akhir tahun 2019 lalu, kami uji coba melalui kanalisasi sistem 2-1. Tetapi itu semua jangka pendek," bilang Menhub.
Menurutnya, pihak pemerintah ingin ada langkah yang lebih komprehensif, di satu sisi bisa berikan layanan tetapi di satu sisi bisa berikan solusi.
Menhub menjelaskan beberapa upaya jangka panjang yang bisa dilakukan untuk mengatasi kemacetan di Puncak.
Pihaknya akan melakukan pemberian subsidi untuk pelayanan angkutan jalan melalui skema Buy The Service (BTS).
Skema BTS ini bisa mengajak para pemilik angkot untuk bisa bergabung bersama dalam suatu wadah seperti koperasi, dapat memiliki kendaraan yang lebih besar seperti bus untuk melayani angkutan di kawasan Puncak.
“Bus di sana akan diberikan subsidi. Dengan membangun angkutan massal yang memiliki kapasitas yang besar diharapkan dapat mengurangi jumlah kendaraan baik angkot maupun penggunaan kendaraan pribadi yang selama ini memadati kawasan puncak,” ungkap Budi Karya Sumadi.
Budi Karya Sumadi juga menyarankan kepada pemilik hotel agar juga memiliki atau memanfaatkan angkutan bus agar pengunjung tidak menggunakan kendaraan pribadi.
Menhub berharap, permasalah kemacetan di Puncak bisa diatasi sehingga puncak bisa menjadi kawasan yang tidak hanya ramah bagi pengunjung dan masyarakat, tetapi bisa dikendalikan secara holistic dengan tetap menjaga kelestarian alamnya.