GridOto.com - Persaingan segmen Sport Utility Vehicle (SUV) berdimensi mungil atau kompak di Indonesia semakin menarik dengan hadirnya Nissan Magnite.
Selain desain yang sporty, harga Nissan Magnite dinilai cukup terjangkau untuk ukuran SUV yaitu mulai Rp 208,8 juta OTR Jakarta.
Sebelumnya, kehadiran KIA Sonet yang dibanderol mulai Rp 193 juta OTR Jakarta, juga cukup menggemparkan dan jadi SUV mungil dengan harga yang relatif ekonomis.
Melihat fenomena ini, apakah pasar MPV dengan harga mirip SUV mungil bisa tergerus, hingga terjadi pergantian tren pembelian?
Baca Juga: Kata Pengamat Otomotif Soal Hadirnya Small SUV di Indonesia, Bakal Jadi Tren di Masa Depan?
"Dengan harga yang mirip-mirip Toyota Avanza, SUV mungil yang harganya Rp 200 jutaan ini selain bisa jadi tren di tahun depan juga bisa saja memakan pasar MPV di harga tersebut," buka Bebin Djuana, Pengamat Otomotif saat dihubungi GridOto.com beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, SUV mungil bisa sukses jika mencontoh cara MPV yang begitu diterima di masyarakat pada puluhan tahun lalu.
"Tahun 1970-an itu MPV mulai dilirik karena menawarkan kepraktisan, kapasitas dan didukung oleh regulasi prioritas pajaknya. Padahal waktu itu sedan sedang booming, tapi sedan dianggap kurang praktis dan tergolong barang mewah," ucap Bebin.
Baca Juga: Buat Kaum Mending-mending, Ini Empat SUV Dengan Harga Setara Nissan Magnite!
Ia berujar, larisnya MPV tak selalu diikuti dengan faktor kebutuhan para penggunanya.
"Karena praktis dan ada prioritas perpajakan, masyarakat sampai saat ini jadi lebih baik beli MPV dibanding jenis mobil lain. Padahal belum tentu semua masyarakat yang beli MPV benar-benar butuh, bisa saja pilih MPV karena harga terjangkau dan ada prioritas pajaknya," ungkap Bebin.
Lebih lanjut, ia mengatakan jika SUV mungil juga berpotensi mendapat prioritas pajak layaknya MPV.
Baca Juga: Yuk Intip Spesifikasi Renault Triber, Low MPV Terbaik Versi GridOto Award 2020
"Saya sudah dengar dari Gaikindo, bahwa diharapkan tahun depan ada aturan yang tidak lagi menganakemaskan MPV. Dengan ini, mungkin saja nanti SUV mungil bisa laris layaknya MPV," sebut Bebin.
Selain itu, faktor performa juga jadi pertimbangan besar mengapa SUV jadi jenis kendaraan yang menarik.
"Ketika aturan perpajakan jenis kendaraan sama rata, dan publik merasa SUV lebih andal dengan konstruksinya yang lebih tangguh ketimbang MPV, bisa saja pasar MPV tergerus hingga terjadi pergeseran tren pasar dari MPV ke SUV. Apalagi beberapa SUV juga ada yang kapasitasnya tujuh penumpang," tutupnya.