GridOto.com - Yamaha FZR 1000 memang jadi salah satu superbike jagoan pabrikan garputala era 1980-an akhir hingga 1995.
Mulai diproduksi pada tahun 1987, Yamaha FZR1000 sempat dinobatkan sebagai 'Motorcycle of The Decade' untuk versi tahun 1989.
Dibekali mesin inline empat silinder, Yamaha FZR1000 memiliki 20 klep karena mengusung teknologi Genesis dengan lima klep per silindernya.
Power maksimal Yamaha FZR1000 tercatat 145 dk dengan torsi maksimal 106,9 Nm, cukup galak buat motor pada masanya.
Baca Juga: Genesis, Seri Mesin Legendaris Yamaha yang Pakai Lima Klep dalam Satu Silinder
Lantas apa yang terjadi kalau empat mesin Yamaha FZR1000 itu digabung jadi konfigurasi W16 buat dipasang di supercar?
Biang kerok 'kegilaan' tersebut adalah Ramon Jimenez yang aslinya memang pembalap motor asal Perancis.
Mobil yang diberi nama Jimenez Novia itu menggendong mesin W16 berkubikasi 4.100 cc dengan 80 klep karena Yamaha FZR1000 mengusung mesin Genesis.
Mesin Jimenez Novia pun enggak dibuat asal dan punya performa yang cukup impresif, power maksimalnya 560 dk di 10 ribu rpm dan torsi maksimal 431,96 Nm di 7.500 rpm!
Uniknya? Enggak ada radiator jadi masih pakai pendingin udara plus oil cooler. Makanya Jimenez Novia didesain kopong dan memiliki kipas penyedot di bagian depan untuk mengalirkan udara sebanyak-banyaknya untuk mendinginkan mesinnya.
Makanya enggak aneh kalau bobot kosongnya yang hanya 890 kg, supercar ini memang enggak main-main larinya. Top speednya sukses diverifikasi tembus 380 Km/jam.
Saat sesi pengetesan, enggak tanggung pakai 100, 200, atau 400 meter. Jarak 1.000 meter alias 1 Km bisa ditempuh dalam 19 detik saja dari kondisi diam.
Kerennya, Ramon Jimenez mendesain sendiri mobil ini dari sisi aerodinamikanya, pintu gunting, hingga printilan-printilan part karbon.
Jimenez Novia memerlukan waktu 10 tahun untuk pengembangannya dan baru selesai pada tahun 1995, wajar saja sebab ini ibarat mobil produksi rumahan alias bukan pabrikan besar.
Untuk membangun Jimenez Novia, Ramon hanya dibantu oleh tim kecil yang terdiri dari beberapa mekanik dan insinyur mesin saja.
Ramon terinspirasi dari mobil balap Porsche 917 saat mengembangkan Jimenez Novia, harapannya sih mobil ini bisa ikutan balap ketahanan 24 Hours Le Mans dan bisa masuk ke kelas GT1.
Awalnya, Jimenez Novia ingin dijadikan mobil produksi massal yang dijual dengan harga 300 ribu Dolar AS per unitnya (sekitar Rp 4,7 Miliar).
Namun Ramon gagal mendapat izin dari pemerintah Perancis saat itu sehingga hanya satu unit Novia saja yang sukses dibuat.
Padahal selain Jimenez Novia, saat itu Ramon juga sedang mengembangkan mobil off-road dengan konfigurasi mesin serupa. Waduh enggak kebayang jadinya kayak apa tuh.
Yang jelas, total biaya untuk mengembangkan dan membuat satu unit Jimenez Novia tersebut membuat Ramon merogoh kocek sekitar 855 ribu Dolar AS yang kalau dirupiahkan sudah Rp 13,5 miliar.
Gokilnya kalau memperhitungkan angka inflasi, duit segitu setara dengan 1,4 juta Dolar AS yang kalau dirupiahkan sudah tembus Rp 22 miliar.
Saat ini, Jimenez Novia jadi barang goib karena satu-satunya unit yang diproduksi enggak jelas ada di mana.
Namun besar kemungkinan Novia, yang dalam bahasa Spanyol berarti pacar, atau kesayangan, tetap disimpan sendiri oleh Ramon Jimenez.
Sebagai penutup, tonton saja video saat Ramon Jimenez mendapatkan izin untuk geber Novia di pangkalan udara militer Perancis. Penasaran sama suara mobilnya kan? (klik tautan ini jika video tidak muncul)