GridOto.com - Bagi yang mencari SUV bekas dengan tingkat kenyamanan mumpuni, enggak ada salahnya melirik Mitsubishi Outlander Sport lansiran 2012 sampai yang termuda tahun 2019.
Harga Mitsubishi Outlander Sport bekas di pasaran kini cukup terjangkau, karena dapat ditebus dengan budget mulai Rp 130 juta hingga Rp 200 jutaan tergantung tipe, tahun dan kondisi.
Namun menurut Apin, Owner Pelita Motor Mitsubishi, bengkel spesialis Mitsubishi di Jakarta Selatan, pengincar Outlander Sport bekas bertransmisi matic perlu tahu dengan masalah yang sering terjadi di bagian CVT-nya.
"Selain manual 5 percepatan, Outlander Sport itu ada juga yang pakai transmisi matic jenis CVT. Matic-nya sih enggak ada masalah, cuma jika mobil dipakai jalan jauh atau perjalanan 1 jam lebih ada gejala slowing down," buka Apin saat ditemui GridOto.com, Jumat (18/12/2020).
Baca Juga: Seken Keren: Siapkan Budget Ekstra Rp 15 Juta Sebelum Boyong Outlander Sport Bekas. Kenapa?
Apin menyebut, gejala slowing down pada transmisi CVT Outlander Sport berefek pada penurunan performa kendaraan saat menempuh perjalanan.
"Slowing down ini artinya kecepatan akan turun sendiri atau kendor performanya. Misalnya tadinya lari di kecepatan 150 km per jam, tiba-tiba menurun sendiri jadi 120 Km lalu 110 Km per jam. Jadi kalau begini mobil harus diistirahatkan dulu karena oli matic overheating," sebutnya.
Lalu apa yang terjadi jika Outlander Sport yang mengalami slowing down tetap dipaksa melaju oleh pemiliknya?
"Kalau dipaksa, dampak jangka panjangnya otomatis kopling terbakar dan lama-lama hangus. Hal ini bisa berujung matic rusak dan harus turun matic di bengkel. Kalau sudah turun harus ovehoul dan biasanya sudah pasti makan biaya di atas Rp 10 juta," jelas Apin.
Baca Juga: Seken Keren: Kelebihan Mitsubishi Outlander Sport Versi Bengkel Spesialis, Awas Kepincut!
Ia menerangkan, masalah CVT Mitsubishi Outlander Sport bisa diakali dengan penggantian oli matic yang tepat.
"Saya sarankan ganti oli matic lebih cepat dari saran pabrikan. Kalau di dealer resmi waktunya malah setiap 50 ribu Km karena istilah mereka oli matic standar Mitsubishi itu long life, padahal ini berisiko membuat matic rusak. Solusinya ganti oli matic tiap kilometer 20 ribu dengan merek tertentu yang harganya Rp 275 ribu sampai Rp 300 ribu per liter. " kata Apin.
Ia menuturkan, penggantian oli matic dengan banderol yang lebih tinggi dari oli matic standard diklaim dapat meningkatkan daya tahan matic saat perjalanan.
"Oli transmisi standar Mitsubishi itu Rp 165 ribu per liternya. Kalau yang harganya Rp 275 ribu sampai Rp 300 ribuan itu merek Red Line, Amsoil dan oli-oli branded lain. Memang harganya lebih mahal tapi membuat performa lebih baik dan makin responsif," tutur Apin.
Baca Juga: Seken Keren: Sejarah Outlander Sport di Indonesia, SUV Rasa Sedan yang Kini Harganya Terjangkau
Pemilik bengkel dan toko sparepart di kawasan Pusat Aksesori Sparepart Mal Blok M ini menjamin, penggantian oli matic sebelum waktunya akan membuat CVT sehat dan aman.
"Ganti oli matic jangan mengikuti dengan yang ada di kemasan oli yang misalnya sampai 50 ribu kilometer. Sebab, mesin mobil tetap menyala saat jalan macet atau lampu merah. Jadi ganti oli lebih cepat dari anjuran pabrikan atau kemasan oli tersebut sudah pasti benar deh mobilnya dan enggak mungkin rusak," tutupnya.