GridOto.com - Banyak cara mengulik dan meningkatkan performa mesin mobil, paling simpel yakni remap ECU hingga ganti knalpot.
Namun bagi sebagian orang bisa jadi kebingungan tentang mana dulu yang harus dikerjakan, apakah remap lebih dulu atau ganti knalpot dulu.
Menurut pakar modifikasi mesin, Odi Rachmat, dari ORD Exhaust menyarankan ganti kanlpot yang dilakukan lebih dulu.
"Dan sebetulnya tetap akan ada peningkatan power tapi tidak sempurna. Pada akhirnya justru harus remap lagi. Gampangnya, hal teknis dulu baru elektrikalnya. Entah itu cuma knalpot atau kompomen lain di mesin," sambung Odi.
Selain itu, ada dampak lain pada mesin misalnya saja soal stoikiometri yang normalnya 13:1.
"Kita gak tahu berapa rasionya yang harus dinaik-turunkan persentasenya. Yang bisa mengakibatkan reach (campuran bahan bakar basah) atau juga lean (campuran bahan bakar kering). Nah lean itu dekat dengan potensi mesin gelitik," terang Odi.
"Itu udah boros, hitam, ngebul, bau, dan gak enak. Kalau lean itu sekitar 1:14 atau 1:15 ke atas AFR-nya. Padahal mobil itu masih menyimpan sekitar 10% lagi kalau AFR-nya ketemu di 1:13," jelasnya lagi.
Menurut Odi lagi, jika terjadi lean akan lebih mudah dirasakan karena akan lebih cepat mencapai over heat dan mesin gelitik.
Akibat terparahnya yakni piston bisa meleleh karena bensin kurang, terjadi detonasi (mesin gelitik).