GridOto.com - Semakin gencarnya gerakan pengurangan emisi karbon di seluruh belahan dunia bisa membuat mesin pembakaran internal (ICE) terancam punah nantinya.
Apalagi ditambah dengan banyaknya pabrikan otomotif yang mengembangkan mobil listrik serta hybrid tentunya semakin mengancam eksistensi ICE di masa depan.
Walau begitu, sejumlah pabrikan otomotif, seperti Porsche justru memilih berusaha untuk mempertahankan mesin tersebut agar tetap eksis di masa depan.
Lantas, bagaimana cara Porsche untuk menyelamatkan mesin pembakaran internal agar tetap eksis di masa depan?
Baca Juga: McLaren : Synthetic Fuel Bisa Menjadi Alternatif Mesin Listrik
Salah satu jawabannya yakni dengan mengembangkan bahan bakar alternatif atau synthetic fuel.
CEO Porsche, Oliver Blume bahkan meyakini bahwa mobil bermesin pembakaran internal bisa tetap eksis di masa depan dengan adanya synthetic fuel.
"Saya yakin jika synthetic fuel diproduksi dengan bahan yang 100 persen bisa diperbarui, maka ICE berpotensi untuk terus eksis di masa mendatang," ungkap Oliver, diktuip GridOto.com dari Carscoops.com.
Untuk mewujudkannya, pihak pabrikan Jerman itu pun sampai melakukan riset dan pengembangan bahan bakar alternatif yang sudah dimulai sejak September 2020 lalu.
"Sebanyak 70 persen mobil buatan kami yang menggunakan mesin pembakaran internal masih ada di jalan raya dan kami berusaha untuk mempertahankannya agar terus eksis di masa depan," sebut Oliver.
Baca Juga: Kondang Sebagai Pabrikan Supercar, Mobil Listrik Porsche Ini Bentuknya Malah Mirip VW Kombi
Sayangnya, ada masalah krusial yang dihadapi pabrikan supercar Jerman itu dalam pengembangan synthetic fuel.
"Satu-satunya masalah yang kami hadapi adalah harga per liternya masih tergolong sangat mahal," ungkap CEO Porsche ini.
Guna mengatasinya, perusahaan yang bermarkas di Stuttgart, Jerman itu berencana membuat pabrik khusus untuk memproduksi synthetic fuel secara massal di masa mendatang.
Langkah ini tentunya bisa membuat harga synthetic fuel buatannya bisa setara dengan bensin atau solar.
Oliver menambahkan, masih butuh waktu yang panjang untuk menyempurnakan synthetic fuel untuk bisa disebar secara luas ke publik.