GridOto.com - Memakai mobil Lewis Hamilton, George Russell memulai balapan F1 Sakhir 2020 dengan sangat bagus dan terus tampil dominan.
Kemenangan seolah hampir bisa dipastikan, hingga kesialan datang datang diawali dengan Safety Car pada lap ke-60 akibat crash Jack Aitken.
Safety Car dimanfaatkan Mercedes memasukkan kedua pembalapnya untuk pit stop berurutan, George Russell disusul langsung dengan Valtteri Bottas.
Sayangnya, kesalahan radio komunikasi membuat ban depan yang seharusnya dipakai Bottas malah dipasang di mobil Russell.
Russell harus masuk pit stop lagi untuk mengganti ban depannya lagi.
Hal itu membuat posisinya turun ke posisi ke-5.
"Aku balapan dimana kemenanganku diambil paksa dariku, tidak cuma sekali tapi 2 kali, aku tak bisa percaya," kata Russell dilansir GridOto.com dari Crash.net.
"Aku tak percaya dengan apa yang terjadi. Aku balapan sepenuh hati, aku mengontrol semua balapan, terutama saat awal, dan tiba-tiba Safety Car keluar dan itu mengganggu," jelasnya.
Pembalap asal Britania inipun masih semangat berjuang dan bisa menempat posisi kedua beberapa lap setelah Safety Car berakhir.
Sayangnya saat berusaha memangkas gap dengan Sergio Perez, Russell mengalami bocor ban dan harus pit stop lagi.
Baca Juga: Update Klasemen F1 2020: Pertarungan Pembalap dan Konstruktor Papan Tengah Semakin Ketat
Seketika harapan sirna dan Russell harus turun ke posisi ke-15 meski bisa finis ke-9 dengan mencatatkan fastest lap.
"Aku merasa nyaman. Aku bisa melakukan beberapa overtake, aku on fire, aku siap mengejar Sergio untuk meraih kemenanganku lagi, tentu akan sulit, tapi kami sepertinya bisa melakukannya," sambungnya.
"Lalu tiba-tiba kesempatan itu pergi lagi. Ya inilah balapan," jelasnya.
Meski frustrasi, Russell masih bisa bercanda, terlebih soal kursi tim Mercedes.
"Sangat menyakitkan. Aku langsung berbicara dengan orang tuaku. Aku tahu perasaan mereka. Mereka bilang aku harus bangga. Begitu juga dengan Toto Wolff, James Vowles, dan Bono. Kami berpelukan," sambungnya.
"Kuharap aku membuat Toto bingung untuk menentukan pembalap di masa depan. Aku senang, aku harus bangga," jelanya.