GridOto.com - PT Sokonindo Automobile, ATPM mobil DFSK di Indonesia digugat oleh 7 pemilik DFSK Glory 580 Turbo CVT yang enggak kuat nanjak (3/12).
Gugatan ini terkait dengan keluhan 7 pemilik DFSK Glory 580 Turbo CVT lansiran 2018 yang enggak kuat nanjak saat di luar kota maupun stop and go tanjakan parkiran mall.
Transmisi CVT menjadi jenis transmisi otomatis yang disematkan di DFSK Glory Turbo ini.
Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis Worner Matic mengungkapkan kelebihan dan kekurangan dari transmisi CVT mobil.
"Dari awal diciptakan transmisi CVT selalu mengedepankan kenyamanan dan efisiensi bahan bakar," ujar Hermas kepada GridOto.com (4/12).
Baca Juga: DFSK Glory 580 Turbo CVT Enggak Kuat Nanjak, Ini Respons dari APM
"Karena rasio gigi transmisi CVT yang luas menjaga putaran mesin tetap rendah dalam kecepatan berapapun," sambung Hermas.
Lanjut Hermas, rasio gigi terbentuk dari perubahan diameter sabuk baja (belt) karena gerak melebar atau menyempit primary pulley dan secondary pulley yang diikat belt itu.
"Tidak ada perangkat gir atau mekanikal gerigi jadi tidak ada entakan perpindahan gigi," tutur Hermas.
Di sisi lain penggunaan pulley dan sabuk baja cenderung membuat transmisi CVT tidak bisa menahan torsi berlebih.
Baca Juga: Kasus DFSK Glory 508, Ini Faktor yang Bikin Mobil Enggak Kuat Nanjak
Terutama saat mobil melewati medan jalan yang cukup berat, seperti offroad atau tanjakan curam.
"Namanya belt elastis, kena putaran tinggi dan jepitan besar dari pulley saat tekanan oli besar malah seakan jadi molor," terang Hermas.
"Kembali lagi ke prinsip utama transmisi CVT yang didesain untuk jalan kota atau medan ringan," tekan Hermas.