Pengamat Ungkap Alasan Mobil Hybrid Lebih Menarik di Mata Konsumen

Gayuh Satriyo Wibowo - Senin, 30 November 2020 | 17:22 WIB

Mitsubishi Outlander PHEV (Gayuh Satriyo Wibowo - )

GridOto.com - Dewasa ini berbagai merek mulai menawarkan berbagai model mobil ramah lingkungan.

Mulai dari Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), hingga Battery Electric Vehicle (BEV)atau kendaraan full listrik.

Melansir Kontan.co.id, Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Riyanto mengatakan, ada beberapa aspek yang mendongkrak minat masyarakat terhadap kendaraan hybrid dibandingkan kendaraan full listrik.

"Untuk produk hybrid maupun plug-in hybrid insentifnya hanya pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Kalau dilihat, dari insentif PPnBM produk hybrid sebenarnya sudah sangat kompetitif dan ke depannya produk hybrid dan plug in hybrid pasti berkembang," ujarnya pada acara diskusi virtual Peluang dan Tantangan Mobil Listrik di Indonesia, Kamis (26/11).

Baca Juga: Industri Kendaraan Listrik Terus Digenjot, Daihatsu Mulai dengan Mobil Hybrid?

Hal tersebut terlihat dari tingginya minat masyarakat terhada Nissan Kicks e-POWER yang langsung melahap habis unit dalam lima hari penjualan.

Tak hanya insentif pajak saja, secara ekonomi konsumsi bahan bakar kendaraan listrik pun terbilang irit.

Berdasarkan uji coba yang dilakukan peneliti di Universitas Indonesia di kawasan perkotaan, emisi kendaraan PHEV hampir sama seperti mobil listrik murni.

“Selama simulasi, BBM-nya terpakai kecil banget dan digerakkan oleh baterainya. Plug in hybrid ini mirip dengan full baterai karena kalau di dalam kota pembakarnya tidak berfungsi," papar Riyanto.

"Kalau dalam waktu ini saya milih hybrid atau plug in hybrid. Tetapi dalam jangka panjang kalau ekosistemnya ada, kita bisa pindah langsung ke BEV," tambahnya.

Baca Juga: Sebelum Beli, Cek Dulu Plus-Minus Punya Mobil Listrik di Indonesia

Kemudian menurut Kepala Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi (BT2MP) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hari Setiapraja, perkembangan BEV di Indonesia saat ini masih belum maksimal.

Ada banyak faktor yang memperngaruhi mulai dari kecukupan pasokan listrik, pengolahan limbah baterai, hingga ketersediaan charge station.

"Suplai listrik sangat menentukan, karena kendaraan listrik akan bergantung pada daya listrik yang mudah diakses," tuturnya.

Hambatan lainnya adalah baterai dengan densitas power tinggi, fast charging dan tahan lama ketersediaannya masih kurang.

Selain itu regulasi teknis dan keuangan untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik termasuk stimulus yang diberikan bagi produsen dan konsumen serta pengolahan limbah baterai dan sistem recycle dirasa belum maksimal.

Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Konsumen mobil dalam negeri disebut lebih berminat pada produk PHEV"