GridOto.com - Salah satu perbedaan mesin mobil yang dilengkapi turbo dengan mesin normally aspirated (NA) atau tanpa turbo adalah di perbandingan kompresi.
Sebagai contoh pada mesin K20 di Honda Civic Type R yang tanpa turbo perbandingan kompresi statisnya 12:1 sedang mesin RB26DETT Nissan Skyline GT-R R34 yang pakai turbo kompresinya hanya 8,5:1.
Ternyata perbedaan perbandingan kompresi pada mesin turbo dan nonturbo ada alasannya lho.
Luckas Dwinanda selaku Chief Engineering dari bengkel Engine Plus Motorsport menjelaskan bahwa mesin dengan turbo bisa menghasilkan volume udara yang jauh lebih banyak.
Baca Juga: Posisi Intercooler Turbo di Atas atau Depan Mesin, Mana Lebih Baik?
"Kalau berbicara mesin turbo maka kita berbicara dynamic compression ratio atau kompresi dinamis yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan mesin non-turbo," buka Luckas.
"Hal ini karena turbo menghasilkan tekanan tinggi yang dimasukkan ke dalam ruang bakar," tambahnya.
Jadi walau kompresi statis kecil, tapi karena tekanan dari putaran kompresor membuat udara jauh lebih banyak di dalam aliran intake.
Dengan kompresi dinamis lebih besar ini volume udara yang ada di dalam ruang bakar menjadi sangat padat.
Saat piston melakukan langkah kompresi maka tekanan menjadi tinggi dan menghasilkan daya ledak yang tinggi.
Baca Juga: Alasan Intercooler Turbo Ditaruh di Depan Radiator atau di Atas Mesin
Sudah pasti dorongan piston menjadi besar memutarkan kruk as.
Walau kompresi statis lebih kecil, tapi panas yang dihasilkan mesin dengan turbo lebih tinggi karena tekanan udara tadi.
Jadi tetap membutuhkan pendinginan maksimal pada mesin yang menggunakan turbo.