GridOto.com - Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) tak menampik adanya pelemahan pasar di industri otomotif.
Turunnya permintaan pasar selama 9 bulan pandemi Covid-19 mengakibatkan aktivitas produksi pun turut berkurang.
Melansir Kontan.co.id, Said Iqbal, Presiden KSPSI menyebutkan, hal ini membuat terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di pabrik produsen di sektor ini.
"Kebanyakan yang di-PHK ialah karyawan kontrak yang telah habis masa kontraknya, jadi tidak diperpanjang lagi," sebutnya dikutip dari Kontan.co.id, Kamis (5/11).
Sampai saat ini, konfederasi masih mendata jumlah pekerja yang di-PHK tersebut.
Namun diperkirakan, angka pengurangan pegawai sudah menembus puluhan ribu.
Dalam ekosistem industri otomotif, kata Said, berdasarkan studi tiga tahun lalu untuk wilayah Jawa Barat, Jawa Timur dan Kepulauan Riau hampir 60 persen pekerja yang mengisi sektor ini ialah karyawan kontrak.
Biasanya pabrikan otomotif setelah melakukan efisiensi di sisi operasional selama pandemi, secara bertahap akan melakukan perumahan karyawannya.
Baca Juga: PO Bus NPM Tak Beroperasi Selama Dua Bulan, Coba Bertahan Agar Sopir dan Karyawan Tak Di-PHK
Setelah itu bagi karyawan kontrak yang masa kontraknya habis tak diperpanjang lagi, sebisa mungkin pabrikan mengurangi pekerja kontraknya.
Lalu pabrik akan mengurangi jam lembur dan shift produksi sehingga biaya operasional semakin susut.
KSPSI menyadari bahwa kondisi pasar dan bisnis sulit bagi industri untuk mendapatkan keuntungan yang baik.
Meski sulit, namun potensi untuk tetap bertahan masih bisa.
Menurutnya ceruk pasar masih ada dan oleh karenanya konfederasi berharap tidak ada PHK di masa sekarang terutama untuk karyawan tetap.
Konfederasi menghimbau agar ada perundingan lebih lanjut antara manajemen dan para pekerja.