GridOto.com - Tanpa busi, ternyata seperti ini mesin diesel bisa menghasilkan proses pembakaran bahan bakar.
Berbeda dengan mesin bensin dimana terdapat pemantik api busi untuk menciptakan proses pembakaran saat kompresi udara dan bahan bakar.
Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) menerangkan bahwa proses pembakaran mesin diesel terjadi sepenuhnya mengandalkan suhu tinggi dari tekanan saat terjadi kompresi.
"Sebenarnya mesin diesel itu selalu mengalami gejala detonasi atau knocking tapi timingnya teratur," tekan Tri kepada GridOto.com.
Maksudnya adalah bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar terbakar sendiri saat terjadi kompresi yang mengakibatkan gejala detonasi.
Baca Juga: Mesin Diesel Common Rail Perlu Kalibrasi Secara Rutin, Ini Alasannya
"Karakter ruang bakar mesin diesel dirancang menghasilkan tekanan yang sangat besar saat proses kompresi," terang Tri.
Lanjut Tri, kompresi yang besar menghasilkan suhu panas cukup tinggi sampai bisa memantik bahan bakar yang tercampur terbakar sendiri.
"Sehingga aditif bahan bakar diesel khusus dirancang untuk bisa terbakar sendiri dalam titik suhu dan tekanan tertentu," tambah Tri.
"Dimana kalau cetane number bahan bakar diesel semakin tinggi semakin mudah bahan bakar terbakar," jelas Tri.
Baca Juga: Cegah Endapan Kotoran, Ini Zat Aditif Penting di Bahan Bakar Diesel
Sambung Tri, semakin kecil cetane number bahan bakar diesel semakin sulit untuk terbakar.
Tri menilai karakter pembakaran mesin diesel secara detonasi membuat bobot mesin lebih berat karena blok mesin yang dirancang perlu lebih tebal untuk menahan kompresi besar.
"Mesin diesel juga jadi lebih panas daripada mesin bensin karena suhu panas yang lebih tinggi untuk bisa membakar bahan bakar," sebut Tri.