Jangan Ngaku Rider Berkualitas Kalau Belum Menerapkan Kebiasaan Ini

Anissa Dea Widiarini - Selasa, 27 Oktober 2020 | 19:40 WIB

Ilustrasi mengendarai motor atau riding (Anissa Dea Widiarini - )

GridOto.com – Seorang rider tidak hanya membutuhkan kemahiran dalam mengendarai dan mengendalikan tunggangan. Lebih jauh, rider juga harus menyadari tanggung jawab yang dimiliki.

Jika cuma mengandalkan keahlian berkendara tanpa adanya rasa tanggung jawab, pengendara bisa saja jadi ugal-ugalan. Perilaku seperti ini membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Perlu lo ingat bahwa jalan raya bukan hanya milik pengendara motor. Jalanan juga digunakan oleh pengendara kendaraan lain, pejalan kaki, pesepeda, dan masyarakat sekitar.

Oleh sebab itu, riding dengan perilaku berkesadaran dan tanggung jawab bisa ningkatin kualitas, baik untuk diri sendiri, sesama pengguna kendaraan dan masyarakat. Dengan begitu, lo juga turut menjaga keamanan dan kenyamanan bersama.

Baca Juga: Pasang Crashbar Buat Motor Tidak Boleh Asal, Begini Tipsnya Biar Aman

Untuk mencapai tujuan itu, berikut rangkuman beberapa kebiasaan bertanggung jawab yang dapat diterapkan saat riding.

1. Menerapkan defensive riding

Secara umum, defensive riding adalah cara berkendara dengan logika, selalu berpikir jauh ke depan, dan selalu siap mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi ketika berkendara.

Diberitakan GridOto.com, Senin (5/12/2011), ada empat kunci yang harus diingat untuk menjadi pengendara defensif, yakni alertness (kewaspadaan), awareness (kesadaran), attitude (sikap, mental), dan anticipation (antisipasi, menjaga segala kemungkinan).

Misalnya, ketika ingin menyusul kendaraan di belokan, tapi ujung belokannya belum terlihat, lo bisa mengurungkan niat menyalip. Situasi bisa berbahaya jika ada kendaraan dari arah lain.

Kalau tetap memaksa menyalip kendaraan lain dalam posisi tersebut, bukan tidak mungkin lo menyebabkan kecelakaan yang merugikan pengemudi dan pengguna jalan lain.

2. Tidak sembarangan memodifikasi motor

Memodifikasi motor yang digunakan sehari-hari agar lebih menarik atau performanya lebih meningkat memang tidak dilarang. Namun, perlu diingat, modifikasi yang dilakukan jangan sampai membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Baca Juga: Modal Rp 25 Ribu Bikin Air Hujan Tidak Menempel di Visor Helm, Tonton Video Ini

Contoh modifikasi yang paling umum dilakukan adalah mengganti lampu utama dengan daya pancar lebih tinggi. Modifikasi ini berbahaya dan dilarang undang-undang (UU) karena bisa membuat silau pengendara lain dari arah berlawanan.

Larangan yang sama juga berlaku buat penggantian mika lampu belakang menjadi bening. Sebab hal ini, bisa mengganggu penglihatan pengendara lain di belakang sehingga menyebabkan kecelakaan.

3. Menaati peraturan lalu lintas

Berkendara melawan arus, tidak menggunakan helm, dan menerobos lampu merah menjadi sedikit contoh dari pelanggaran lalu lintas yang kerap kali dilakukan pengendara. Walaupun tampak sepele, perilaku-perilaku berkendara seperti itu berbahaya buat pengendara dan orang lain.

Mengendarai motor melawan arus, misalnya. Apapun alasannya, lawan arus jelas bukan tindakan bijak karena mengganggu lalu lintas dan dapat menyebabkan kecelakaan.

Selain itu, diberitakan GridOto.com, Sabtu (3/10/2020), pengendara yang nekat melanggar aturan dan rambu jalan, seperti melawan arus, bisa kena sanksi berupa pidana kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500.000. Sanksi ini diatur dalam UU No 22 Tahun 2009, pasal 287 ayat 1 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Bukannya menyingkat waktu perjalanan, lo malah merugikan orang lain.

4. Tidak meninggalkan jejak sampah saat bepergian

Selain menjaga keselamatan diri dan orang lain, saat riding menggunakan motor usahakan untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat.

Misalnya, ketika melakukan kegiatan riding bersama teman-teman satu komunitas. Tak jarang, karena terlalu asyik berkendara, beberapa rider kerap tidak sadar dengan sampah yang dihasilkan.

Nah, sebagai rider yang bertanggung jawab, kamu bisa mengambil langkah nyata dengan menerapkan prinsip tidak membuang sampah sembarangan.

Jadi, saat riding ke mana pun usahakan tidak meninggalkan jejak sampah, mulai dari sampah plastik bekas minum atau makanan, sampah kertas, hingga sampah puntung.

Baca Juga: GOTraveling! Kebun Teh Kemuning Ngargoyoso, Rute Asyik Buat Sunmori dan Uji Torsi

Sebagai langkah antisipasi, kamu bisa membawa tas belanja kain ketika bepergian. Tas ini bisa digunakan sebagai kantong darurat untuk menampung sampah, termasuk sampah puntung yang sudah dimatikan. Utamanya, saat tidak menemukan tempat sampah.

Selain itu, tas belanja kain juga bisa digunakan sebagai pengganti kantong plastik ketika berbelanja minuman atau makanan untuk bekal riding.

Dengan begitu, lo turut mengurangi penggunaan plastik sekaligus mencegah pencemaran lingkungan akibat sampah yang dibuang sembarangan.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang prinsip riding tanpa meninggalkan jejak sampah, lo bisa klik di sini